Rabu, 23 Desember 2009

Kasih dan Penderitaan,

Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
(Wahyu 3:19)

Kasih TUHAN menggambarkan kasih yang akrab, yang TUHAN nyatakan kepada kita. Kasih TUHAN yang memungkinkan kita melihat kenyataan-kenyataan rohani. Sehingga, keadaan kita yang jatuh ke dalam dosa dan penderitaan yang kita alami tidaklah dapat menghilangkan kasih TUHAN, penghajaran-penghajaran yang kita alami hanyalah merupakan ungkapan kasih sayang yang mendalam yang akan membawa kita kepada pertobatan.
 Pada tahun 2000, ketika penulis melayani di Sentani (Papua). Penulis melayani seorang ibu yang mengalami kegelisahan yang membuat badannya selalu lemah, oyong (goyah). Setelah dilayani, ditemukan penyebabnya: Ibu itu semasa gadisnya adalah seorang pekerja dan setelah dia berkeluarga dan mempunyai satu anak, maka ibu itu tidak bekerja lagi. Beban pikiran inilah yang membuat si ibu mengalami gangguan jasmani. Setelah diberi pengertian suami adalah kepala Rumah Tangga dan gaji suami sudah mencukupi, maka si ibu mendapat ketenangan. Setelah itu Penulis pulang dan memasukan kendaraan roda dua ke rumah, kaki Penulis tersentuh knalpot, waktu kaki terasa panas, maka Penulis mengucapkan terimakasih TUHAN, walaupun di dalam hati Penulis bertanya ‘Mengapa Penulis mengalami musibah, padahal baru melayani’. Setelah Penulis mengucap syukur, maka Penulis teringat pada saat SD (Sekolah Dasar) pernah berkelahi dan berjiwa pengecut. Ketika itu Penulis menendang kawan sekolah (menggunakan kaki yang terkena knalpot itu) kemudian melarikan diri. Setelah mengingat itu, Penulis mempertobatkan apa yang sudah Penulis lakukan 25 tahun yang lalu.

Pertobatan adalah perubahan hati, perubahan nyata dalam pikiran dan sikap.TUHAN turut berperan dalam pertobatan, sehingga manusia dimampukan dan dimotivasi untuk mengerjakan keselamatan (Flp 2:12-13). Maka, pertobatan
adalah karya TUHAN untuk menyembuhkan ketidak mampuan rohani manusia. TUHAN menarik manusia kepada-Nya dengan kuasa dan kepastian yang kokoh (1 Tes.1:5), TUHAN juga yang lebih dahulu bekerja dalam diri manusia, supaya manusia bertobat, maka manusia mampu menanggapi Injil (Kabar Baik), yaitu: TUHAN memenuhi janji-janji-Nya dan jalan keselamatan telah dibuka bagi semua orang.

Apakah kita sudah mengetahui penghajaran atau penderitaan yang kita alami membuat kita bertobat? Kalau kita sudah bertobat berarti hal itu karena kasih TUHAN, namun kalau penghajaran atau penderitaan yang kita alami membuat kita semakin jauh dari TUHAN, bahkan kita tidak mempercayai TUHAN lagi!!! Maka,sadarilah,hal itu adalah pekerjaan Iblis.

Iblislah yang membuat manusia menderita, sehingga Kita harus sadar bahwa Iblis memberi pengertian seolah-olah TUHAN lah yang membuat manusia menderita, maka manusia harus menjauh, bahkan menjadikan TUHAN sebagai musuhnya. Padahal kita mengalami penderitaan adalah karena pekerjaan Iblis. Iblislah yang bermaksud jahat dengan mencobai manusia untuk memberontak terhadap TUHAN. Sebab TUHAN tidak pernah mencobai siapapun (Yak.1:13).
 Pada tahun 1994, ketika Penulis liburan semester dari STT HKBP, kami (saya dan satu orang rekan kuliah) melayani di Name Halu, Nias. Ada seorang bapak yang merasa aneh, dimana rumahnya terbakar dan yang terbakar hanya atapnya saja (keadaan rumah disana: dapurnya terpisah dengan rumah, jadi diperkirakan api dari dapurlah yang menyebabkan kebakaran). Si Bapak adalah seorang penatua, si Bapak merenungkan semakin dia dekat dengan TUHAN (karena dia mengambil keputusan untuk menjadi penatua), semakin banyak penderitaan yang dialami: anaknya yang sakit-sakitan, rumahnya yang terbakar. si Bapak mengganggap TUHAN yang membuat dia menderita, sehingga si Bapak tidak bersemangat lagi menjadi seorang penatua. Penulis menyampaikan: TUHAN tidak pernah mencobai siapapun. Tentu penderitaan yang dialami adalah pekerjaan Iblis. Tetapi, kenapa si Bapak dapat diganggu oleh Iblis? Ternyata, ketika anaknya sakit dibawa kepada ‘orang pintar’ dan diberikan benda yang dijadikan jimat. Si Bapak mau menerima benda itu karena dikatakan berisi ayat Alkitab dan salib. Setelah Penulis membuka benda itu, di dalamnya ada ayat Alkitab, gambar salib yang dibungkus rapi dengan kain. Jadi, bukan untuk dibaca, tetapi sebagai jimat. Demikian juga waktu ia membangun rumah, diatasnya (dibumbungan) dibuat jimat dan sewaktu mau dibangun ditanya dahulu kepada ‘orang pintar’ (dukun). Hal itulah yang menyebabkan si Bapak menderita. Akhirnya, si Bapak menginsafi bahwa penderitaannya adalah pekerjaan Iblis dan ia bertobat.

Penderitaan dianggap sebagai gangguan atas dunia ciptaan TUHAN, karena seluruh ciptaan diciptakan dalam keadaan baik dan bebas dari penderitaan (Kej.1:31). Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, penderitaan pun timbul dalam bentuk pertentangan, kesakitan, kebinasaan dan maut (Kej.3:15-19). Maka, dibutuhkan suatu pribadi yang sanggup menyelamatkan kita dari penderitaan. Siapakah Dia? Yaitu Yesus. Sebab, pekerjaan Yesus Kristus adalah melepaskan kita dari:
1. penderitaan, kebinasaan dan maut (I Kor.15:21; Rm 8:21a “...manusia itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan”),
2. dosa (Mat.1:21b “karena Yesus lah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka”).

TUHAN mengasihi dan memperhatikan kita, maka TUHAN mengijinkan kita mengalami penderitaan, setelah kita melakukan pelanggaran atau dosa. Namun, penderitaan itu tidak membinasakan hidup kita, tetapi supaya kita mengalami kekuatan hati dan damai sejahtera, sebab Yesus telah mengalahkan penderitaan (Yoh.16:33 “semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia”).

Penderitaan senantiasa dapat menjadi beban persoalan yang selalu dirasa berat oleh manusia, karena dianggap didatangkan oleh TUHAN. Padahal TUHAN yang bertindak supaya manusia lepas dari penderitaan (Mzm 39:10). Maka, Manusia mempunyai kesempatan merenungkan: sampai di mana dia bisa hidup oleh iman, dan seberapa jauh dapat ditolaknya keinginan hatinya untuk mendapati penjelasan yang dapat diterima oleh akal, sebab iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr.11:1). Maka, kita beriman bahwa penderitaan itu tidak terlepas dari fakta, yaitu kasih TUHAN, keadilan dan kebenaran-Nya (Mzm 73:1-28).

Tuhan Yesus juga sudah memperingati kita bahwa kita akan mengalami berbagai penderitaan di dunia ini. Sehingga tidak ada seorangpun yang bebas dari penderitaan, karena setiap orang yang dapat bebas dari penderitaan yang satu, maka menanti penderitaan yang lain. Oleh karena itu, setiap orang harus membutuhkan kekuatan dari TUHAN untuk mengalahkan setiap penderitaan (Flp 4:13). Maka, bagi orang yang beriman, penderitaan menguatkan, tetapi bagi orang yang tidak beriman penderitaan itu menghancurkan.

Iman nyata dalam kehadiran dan kebaikan TUHAN yang menjadi penentu dalam keadaan yang dihadapi, walaupun penderitaan teramat pahit sekalipun (Mzm 73:21-23 “Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku”).

Iman sejati tidak menuntut untuk segera mengetahui dengan lengkap: mengapa TUHAN membiarkan kita mengalami penderitaan? Iman sejati dapat menahan penderitaan, walaupun dalam keadaan paling gawat sekalipun (Hab.2:3b “...apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh”).

Oleh karena itu, penderitaan yang kita alami adalah hal biasa (bnd. I Kor.10:13), karena hal itu sudah dinyatakan TUHAN melalui Petrus: Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu (I Ptr 4:12). Sehingga, setelah kita mengalami penderitaan:

1. kita mengetahui TUHAN dekat dengan kita (Mzm 34:19 “TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya”);

2. kita belajar mengenal Yesus dan bergantung kepada Yesus (Ibr 12:2b “Marilah kita melakukannya dengan mata tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia...”).

Ayub mengalami penderitaan dan dalam pergumulan penderitaannya Ayub sempat kehilangan semangat (putus asa), tetapi akhirnya Ayub sanggup bangkit kembali, karena dalam penglihatannya Ayub melihat TUHAN menantangnya, sehingga Ayub mendapat kepastian dan ia dapat menang mengatasi segala penderitaannya (Ayub 42:2 “aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal”).

Rasul Paulus juga sudah tiga kali berseru kepada TUHAN, supaya dia lepas dari penderitaan, karena adanya duri dalam daging, tetapi TUHAN menjawab: “cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2 Kor.12:9a). Paulus meyakini akan kasih TUHAN dan kasih TUHAN tak pernah habis dan terus mengalir untuk menguatkan manusia ketika menderita.
 Ada seorang penatua yang mengalami kesakitan pada kakinya. Kakinya mulai terasa sakit, setelah dia berkunjung ke pekuburan, kakinya masuk ke kuburan yang amblas, sejak saat itulah kaki mengalami kesakitan dan tentunya dia sudah berdoa dan sudah berobat, namun tidak sembuh juga, oleh karena tidak sembuh-sembuh, maka dia mencari pengobatan alternatif (perdukunan), sampai dia mendengar ada penatua yang mempunyai kemampuan mengobati secara ‘dappol tongosan’ (penatua ini menggunakan media tembakau, yang diurutkan pada kakinya sendiri, namun orang lain yang tidak bersamanya yang merasakan pengurutan itu), maka penatua yang kesakitan tadi ingin belajar pengobatan itu. Apakah pengobatan itu dari TUHAN, tentunya tidak (bnd. II Kor.11:14-15).

Sikap Rasul Paulus jelas, bukan tidak ada pada masa itu orang yang mempunyai keahlian supranatural (bnd. II Tes.2:9-10), namun dia tetap percaya kepada Tuhan Yesus, walaupun dia tidak sembuh (duri itu tetap dalam dagingnya).

Penderitaan dapat juga dipandang sebagai hajaran untuk:
1. memperbaiki cara hidup umat TUHAN (Ams 3:12 “Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi”);
2. menguji maupun memurnikan manusia (I Ptr 1:7, Rm 5:3 “Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan”);
3. mendekatkan manusia kepada TUHAN dalam rangka ketaatan dan persekutuan yang baru (Mzm 119:67 “Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu”),
maka penderitaan itu mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi TUHAN (Rm 8:28).

Penderitaan juga mempunyai makna bagi pengikut Yesus:
1. Pengikut Yesus turut menderita dalam penderitaan Kristus (Rm 8:17, II Kor.1:5 “Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah”),
2. Pengikut Yesus mengganggap dirinya wajib menanggung penderitaan (Flp 1:29 “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia”).
Maka apapun bentuk penderitaan pengikut Yesus adalah dalam rangka mengikut Yesus di jalan salib-Nya (Mat.14:24 “...setiap orang yang mau mengikut Yesus, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Yesus”).

Trimakasih Tuhan Yesus, untuk setiap penderitaan yang kualami, sehingga saat ini aku mengenal kasihMu dan ampunilah juga aku yang selama ini tidak menginsafi bahwa segala penderitaan yang kualami adalah dalam rangka kasihMu, bahkan aku pernah menjauh dariMu. Saat ini aku sadar, aku mengalami penderitaan supaya aku tetap mengerjakan keselamatan yang sudah Engkau anugerahkan kepadaku. Amin

“Penderitaan bukanlah akhir dari segalanya, tetapi penderitaan adalah awal untuk menikmati sukacita sorgawi, karena kasih Tuhan Yesus ”

Senin, 21 Desember 2009

Karya Tuhan Yesus,



Lihat, Yesus berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara Yesus dan membukakan pintu, Yesus akan masuk mendapatkannya dan Yesus makan bersama-sama dengan kita, dan kita bersama-sama dengan Yesus
bnd. Wahyu 3:20).

Pintu yaitu tempat untuk masuk dan keluar, sehingga ketika Tuhan Yesus mengetuk pintu hati manusia dan manusia mau mendengar suara Yesus dan membuka pintu hatinya, maka Tuhan Yesus masuk dan berkarya di dalam hidup manusia.Tuhan Yesus tidak pernah memaksakan diri untuk masuk ke dalam hati manusia, sebab itu Ia mengetok. Manusia harus membuka pintu hatinya untuk Tuhan Yesus, supaya manusia mengalami perubahan-perubahan dan menikmati karya keselamatan dari Tuhan Yesus.

Mengapa ada orang sukar untuk melakukan yang baik atau ada orang yang sukar bertobat, walaupun sudah lama didoakan? Bahkan sudah banyak yang mendoakannya, dan lagi dikatakan: TUHAN mahakuasa, apa tidak bisa dari kuasa (otoritas) TUHAN sendiri untuk merobah hati manusia supaya manusia tidak melakukan yang jahat lagi?!!

Firman TUHAN menyatakan Ia tidak pernah memaksakan kehendakNya, bahkan TUHAN selalu mengetok pintu hati manusia, jika manusia membuka hatinya, maka Tuhan Yesus masuk dan makan bersama-sama manusia. Artinya Tuhan Yesus menjadikan manusia sebagai rekan (sahabat) dalam kegiatan manusia sehari-hari, Pengertian makan adalah melakukan kehendak-Nya dan menyelesaikan pekerjaan-Nya (Yoh.4:34). Sungguh sangat berharga kita dihadapan TUHAN.

Tuhan Yesus terus dan akan tetap mengetok pintu hati manusia dan ini adalah kesempatan yang Tuhan Yesus berikan kepada manusia yang belum bertobat supaya mereka bertobat. Kesempatan itu sampai saat ini adalah sebagai bukti kesabaran TUHAN supaya manusia memperoleh keselamatan (II Ptr 3:15a “Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat”). TUHAN tidak menghendaki kematian orang jahat, melainkan Ia berkenan kepada pertobatan orang jahat itu dari kelakuannya supaya ia hidup (Yeh.33:11b “TUHAN tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan TUHAN berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup.”)

Manusia yang meraih kesempatan itu dapat menerima karya keselamatan yang Tuhan Yesus sediakan bagi kita, karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan (Rm 10:10). Kita mengaku bahwa Yesus adalah TUHAN dan Yesus bangkit dari antara orang mati (Rm 10:9) untuk menyelamatkan kita orang berdosa yang mau membuka hati untuk Tuhan Yesus.

Manusia diberi TUHAN pengharapan dan semangat untuk menghadapi kehidupan ini. Manusia sungguh sangat berharga dihadapan TUHAN, sehingga manusia ditebus dari perhambaan dosa, bukanlah dengan emas dan perak, melainkan dengan darah Yesus (I Ptr 1:18-19). Sehingga sekalipun Iblis mengintip dan mau mencondongkan hati manusia untuk memberontak kepada TUHAN, namun manusia dapat mengalahkan tipu daya Iblis karena karya TUHAN yang menyelamatkan itu.

Karena itu orang yang melakukan dosa, belum membuka hati dan belum menginsafinya lah yang sukar melakukan apa yang baik, karena karya Iblis selalu mengintip di depan pintu, sehingga hati yang tidak terbuka kepada Yesus, cenderung melakukan yang jahat atau karya Iblis . Dosa itu adalah buah perbuatan manusia karena melanggar Titah TUHAN (Kej.4:7b “.... ....Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya”).

TUHAN menyadarkan kita akan kedua gerak hati, yaitu gerak hati yang baik dan yang tidak baik. Jikalau kita berbuat baik (berkelakuan baik), maka muka kita akan berseri-seri, tetapi jikalau kita tidak berbuat baik (tidak berkelakuan baik), maka Iblis mengintai dan mengintip di depan pintu hati, Iblis sangat menggoda manusia. Dosa adalah kemungkinan yang senantiasa dapat terjadi dalam hidup manusia, sekalipun pintu dibuka sebelah saja (bagi pintu yang memiliki dua belah), seluruh isi rumah sudah bisa diamati dan dimasuki Iblis.

Dosa adalah suatu gairah dan hasrat (keinginan yang kuat) yang bergerak selalu dalam hati manusia, sehingga manusia menjadi medan pertempuran bagi gairah dan hasrat. Namun manusia mempunyai tanggung jawab untuk berkuasa atas gairah dan hasrat dosa. Mampukah manusia mengatasi gairah dan hasrat yang mendatangkan dosa?

Manusia akan gagal (tidak mampu) untuk mengalahkan gairah dan hasrat dosa, kalau itu adalah usaha manusia semata Namun keterbukaan pintu hati kita untuk Tuhan Yesus, hingga Tuhan Yesus bebas berkarya untuk membawa kita masuk kedalam rancanganNya, hal inilah yang mengalahkan gairah dan hasrat yang mendatangkan dosa itu.
 Se-orang nona yang dulunya beragama non-Kristen, suatu ketika dia menemukan Alkitab milik kepunyaan ayahnya (juga non-Kristen). Oleh karena, dia ingin tahu tentang agama Kristen, maka dia mengikuti ibadah Minggu. Pada waktu dia hadir dalam kebaktian Minggu itu, pendeta mendoakan orang yang hadir yang belum mengenal Tuhan Yesus, supaya terbuka hatinya, maka nona itu merasa bahwa ucapan pendeta itu untuk dirinya, kemudian nona itu membuka hatinya, meminata agar Tuhan Yesus memberikannya pengertian dan pengenalan akan Tuhan Yesus. Karena si nona sudah membuka hatinya, maka Tuhan Yesus berkarya dalam hidupnya. Sehingga, walaupun si nona mengalami penganiayaan dari saudara-saudaranya, tetapi dia tetap tidak mau meninggalkan kepercayaannya terhadap Tuhan Yesus sampai saat ini. Sungguh ajaib karya Tuhan Yesus, setelah manusia mau membuka hati. Terpujilah Tuhan Yesus

Dosa dikalahkan oleh karya Yesus melalui: kelahiran-Nya yang ajaib (Yes.9:5, Luk.1:31-33) dan hidup-Nya yang taat kepada Bapa secara sempurna (Ibr 5:7-9). Ketaatan Yesus Anak Manusia yang ditunjukkanNya yaitu melalui kematian-Nya di kayu salib, KebangkitanNya, kenaikanNya ke sorga. Yesus Anak Manusia menyatakan kerajaan-Nya atas sejarah umat manusia dan kedatangan-Nya yang kedua kali dengan penuh kemuliaan sampai selama-lamanya. Sampai selama-lamanya, Tuhan Yesus tetap menyertai serta menolong orang percaya (Flp 1:19, Kis.8:39) dan mengetok pintu hati manusia yang belum mengenalNya secara pribadi.

Di dalam manusia yang membuka hatinya, Tuhan Yesus berkarya untuk mendatangkan keselamatan melalui pengampunan-Nya dan ketika ada hamba Tuhan yang berkata-kata tentang keselamatan dan pengampunan, maka Tuhan Yesus memberi hati orang itu pengertian supaya mengerti apa yang dikatakan hamba TUHAN (seperti Kis.16:14b “Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan Paulus.”).

Iblis bersifat memaksa dan mendakwa manusia siang dan malam. Jikalau manusia jatuh ke dalam dosa, maka Iblis berkarya untuk melakukan penipuan-penipuan, supaya manusia itu akhirnya binasa.
 Ada seorang anak di Panti Asuhan yang menderita sakit asma menahun, kami berbicara berdua di kamarnya. Penulis menyampaikan bahwa sakit asma bisa karena tertekan dan menanyakan apa yang menyebabkan dia tertekan? Dahulu dia masuk ke Panti Asuhan karena mamaknya meninggal dan bapaknya tidak mampu mengasuh anak-anaknya. Kemudian bapaknya mengantarkanya ke Panti Asuhan dan berjanji suatu ketika akan menjemputnya. Ternyata hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, bapaknya tidak pernah datang, yang membuat dia semakin tertekan, dia mendengar bapaknya sudah meninggal, namun dia tidak percaya dan tetap tidak mau percaya, meskipun dia tidak melihat bapaknya di kampung, dan walaupun kakaknya sendiri telah menyampaikannya. Ketika Penulis menyampaikan apakah bapaknya mati atau belum, itu bisa dibuktikan. Anak itu langsung protes “bapakku masih hidup” dan menyatakan bahwa bapaknya sering datang menjenguknya dan dia bisa memanggil bapaknya untuk hadir saat itu juga, setelah itu perilaku berubah dan dia mengatakan bahwa bapaknya ada di kamar itu. Iblis berhasil membuat karya penipuan terhadap anak itu, dimana Iblis menyamar sebagai bapaknya yang sudah meninggal (bnd. II Kor.11:14). Setelah dia mau diinsafkan bahwa bapaknya sudah meninggal dan apa yang dia lihat dan panggil bapak adalah Iblis yang menyamar sebagai bapaknya, maka Iblis tidak dapat menipu anak itu lagi.

Iblis berkarya untuk menipu orang yang jatuh ke dalam dosa, sehingga Iblis mencondongkan hati mereka untuk meminta pertolongan dukun atau paranormal. Dukun adalah orang yang mendapat celaka, maka orang yang datang kepada dukun pasti akan ditimpa malapetaka (Yeh.13:18). Karena orang yang pergi ke dukun adalah orang yang tidak mau menerima karya TUHAN. Bisa saja mereka merasa mendapat pertolongan dari Iblis melalui dukun, tetapi hal itu sebenarnya adalah tipuan, karena karya Iblis adalah menipu dan menghipnotis (II Tes 2:9-10 “Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis , dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan muzijat-muzijat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka”).
 Ada seorang pemuda akan memasuki instansi pemerintahan, maka supaya dia bisa masuk, dia meminta pertolongan dukun, akhirnya pemuda itu dapat diterima di instansi pemerintahan, setelah dia bekerja beberapa tahun, dia mengalami sakit penyakit dan terus berlangsung bertahun-tahun bahkan setelah ia mempunyai istri dan anak, dia masih menderita sakit penyakit itu, dia tidak dapat menikmati hasil pekerjaanya, karena uangnya dipakai untuk berobat. Iblis lah yang berkarya, sehingga pemuda itu dulu dapat bekerja dan Iblis juga yang menggerogoti kehidupannya itu dan keluarganya. Waspadalah akan karya Iblis, sebab setiap orang yang menerima karya Iblis akan menjadi budaknya, dan mengalami kesengsaraan. Kenikmatan sesaatlah yang dikaryakan Iblis, sehingga nikmat tetapi membawa sengsara.

Ada juga orang yang percaya bahwa kalau manusia menderita, susah, sakit, karena kena guna-guna, sehingga harus meminta pertolongan dukun. Karena ada istilah yang mengatakan: “kalau dukun yang menyebabkan guna-guna, maka dicari pula dukun yang lebih kuat yang dapat menghilangkan guna-guna itu”.Istilah itu adalah kesesatan, Sebab, hanya TUHAN yang Mahakuasa dan Iblis sudah dikalahkan, maka pengikut TUHAN lebih berkuasa daripada pengikut Iblis. Sehingga karya Iblis harus dikalahkan oleh karya Tuhan Yesus.
 Seorang bapak mengalami gangguan penyakit pada bagian perutnya. Penyakit ini adalah penyakit kambuhan, kalau dia mengalami sakit itu seperti mau mati rasanya. Penyakit itu adalah karya Iblis, karena sejak masa mudanya dia kecewa dengan saudaranya yang menyusahkan orang tua mereka dan dia juga pernah ke dukun dan meminum ramuan dari dukun, ramuan-ramuan itu bersarang diperut, maka Iblis mendakwa dia melalui sakit perutnya. Setelah bapak itu mengampuni saudaranya dan minta ampun kepada Tuhan atas perdukunannya, bapak itu tidak mengalami sakit itu lagi. Karya Tuhan Yesus menyelamatkannya. Terpujilah Tuhan Yesus.

Jikalau kita ingin berubah dan menanggalkan manusia lama, maka kita harus membuka hati. Marilah kita dengar suara Yesus yang berseru-seru mengetok pintu hati dan segera membuka hati, supaya kita menerima karya Tuhan Yesus yang menyelamatkan kita. Oleh karena itu kita dapat berdoa seperti dibawah ini:
Tuhan Yesus, saat ini, aku mau mendengar suaraMu, karena Engkau yang selalu mengetok pintu hatiku, maka masuklah Engkau ya...Tuhan Yesus dan perbaharuilah hidupku ini dari waktu ke waktu, sehingga hidupku berkenan dihadapanMu dan beri aku kesadaran untuk minta ampun ketika aku jatuh ke dalam dosa, serta ampunilah aku yang selama ini melakukan yang Iblis sukai.
Berkaryalah Engkau dalam hidupku, supaya aku memiliki hati yang taat dan supaya aku menjadi hambaMu. Sehingga HambaMu dapat mengalahkan setiap karya Iblis yang selama ini menipu diriku. Maka mulai saat ini sampai selama-lama aku hanya milik Tuhan Yesus dan hanya Tuhan Yesus juruslamat pribadiku. Amin.



“Bukalah pintu hati saudara, maka Tuhan Yesus akan masuk dan saudara pasti menerima
karya Tuhan Yesus”