Minggu, 14 Agustus 2011

Pendidikan anak dimulai di dalam kandungan.

“Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus”
(Lukas 1:41)


Tuhan sudah mengenal kita sebelum kita berada di rahim ibu, maka calon orang tua sudah dapat mempersiapkan segala sesuatu melalui doa untuk kehadiran sang anak. (Yeremia 1:5 "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.")
 Kami sudah menikah lima tahun yang lalu barulah tahun 2008, bulan April, isteri saya mengandung. Kehadiran si anak sudah empat tahun yang lalu kami harapkan dan kami sudah menamakan anak itu ‘Syema’ Kami senantiasa berdoa dan tidak mau menerima tawaran dunia ini, baik itu ke tukang urut sekalipun. Karena kami percaya indahnya waktunya Tuhan (Pengkotbah 3:11a “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.”)

Tuhan menenun anak semasa di dalam kandungan (Mazmur 139:13 “Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku”). Penenun anak adalah ajaib dan kudus, sehingga pada mulanya anak di dalam kandungan tidaklah dalam keadaan berdosa seperti yang tertulis dalam Mazmur 51:7 “Mazmur “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku”.

Penenunan seorang anak di dalam kandungan adalah suatu muzijat yang diperbuat Tuhan. Mujizat itu terjadi dengan sangat perlahan, sehingga kita menganggapnya biasa saja, karena setelah sembilan bulan kemudian barulah lahir seorang anak.

Tuhan dapat membuat muzijat itu seketika, sehingga orang akan takjub, tetapi Tuhan memilih untuk melakukannya secara perlahan, maka hanya seorang ibu yang dapat merasakannya. Si ibu merasakan gerakan-gerakan anak di dalam dirinya, si ibu memberi makanan yang lembut dan lunak. Jadi, hanya si ibu yang merasakan penenunan yang diperbuat oleh Tuhan.

Si bapak mendapatkan kesempatan untuk merasakan gerakan sang anak dari luar, memberi makan ibu sang anak dan membantu kelahiran sang anak. Selama sembilan bulan si bapak mengenal anak dari jauh, tetapi si ibu mengenalnya dari lubuk hati, karena di dalam rahimnya si anak hidup, bergerak dan bertumbuh, apa yang dimakan si ibu, si anak ikut memakannya, kemanapun si ibu pergi, maka si anak pun ikut serta.

Sungguh sangat besar peranan ibu di dalam mempersiapkan kelahiran sang anak. Banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menerima kehadiran seorang anak, tidak hanya sebatas mempersiapkan ruangan dalam rumah, tetapi juga menyiapkan ruangan dalam hati. Tentu saja ini memerlukan waktu.

Sembilan bulan adalah waktu yang lama untuk dinyatakan sebagai suatu muzijat. Selama sembilan bulan, Tuhan mempersiapkan seorang anak bagi kedua orang tuanya dan juga mempersiapkan kedua orang tua bagi anaknya.

Sebab itu patutlah pendidikan anak itu dilakukan semasa ia di dalam kandungan, bagaimana mungkin itu bisa terjadi, pikir kita!. Tetapi kalau kita merenungkan firman Tuhan dalam Lukas 1:41 (“Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus”), maka kita mengetahui bahwa semasa anak dalam kandungan, anak itu sudah dapat menanggapi suara dari luar. maka, si anak sudah dapat berhubungan bathin dengan dunia luar, terutama dengan ibunya.. Suasana hati si anak tergantung dari situasi hati si ibu.

Kalau si ibu suka termenung, maka si anak juga akan suka termenung, kalau si ibu mudah sakit hati, maka si anak juga mudah sakit hati. Demikianlah seterusnya, apa yang dialami ibu akan cendrung dialami si anak setelah ia lahir. Oleh karena itu, orang tua mempunyai peranan penting untuk menjadikan anak itu dikemudian hari, anak yang takut akan Tuhan atau anak yang suka memberontak.

Sungguh luar biasa kalau kita mau mendidik anak semasa di dalam kandungan, karena kita dapat berbicara dengan anak itu, maka pendidikan yang diterima si anak akan lebih mudah, hal itu bisa saja terjadi! Sebab itu, “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Mat. 26:41).

Si anak yang dikandungan sudah memiliki roh, maka pendidikan kepada anak sudah dapat dilakukan, si anak akan mudah diajari sebab ‘roh’ itu penurut. Setiap orang yang penurut akan mudah diajari, dibentuk oleh siapapun. Kalau orang tuanya tidak baik, maka setelah anak itu lahir, dia akan condong melakukan yang tidak baik, karena si anak sudah terbiasa mendengarkan hal-hal yang tidak baik. Demikikanlah sebaliknya, kalau orang tuanya biasa berbicara yang baik dan melakukan yang baik, maka setelah lahirnya si anak, si anak akan mudah diarahkan kepada hal-hal yang baik. Sebab iman itu timbul dari pendengaran akan firman Tuhan (Roma 10:17 “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus”).
 Setelah isteri saya mengandung, kami sudah mengikut sertakan anak dalam kandungan didalam kami berkomunikas dan beraktifitas, kami sudah memanggilnya dengan nama: Syema.

Setelah kami mengetahui Tuhan mengaruniakan seorang anak kepada kami, maka kami mengadakan syukuran dengan tetangga atas ulang tahun pernikahan kami yang ke-5 dan sekaligus atas hadirnya seorang anak yang berumur 7 minggu di rahim ibunya. Orang terkejut karena ‘tabu’ membicarakan anak yang masih di dalam kandungan, apa lagi usia dini, nanti bagaimana kalau terjadi keguguran, maka muncullah ketakutan untuk membicarakannya kepada orang lain. Bahkan ada nasehat “ jangan terlalu gembira dan diketahui orang, biasa-biasa sajalah”.

Suatu kepastian yang kami dapatkan dari Firman Tuhan bahwa anak itu hidup (bnd.Lukas 1:41), maka kami tidak ragu menyatakan namanya adalah Syema (bahasa Ibrani, yang arti dengarlah). Kami dengan sukacita mengabarkan, karena kami tahu pasti yang dijanjikan oleh Tuhan (bnd. Markus 16:20), karena kehadiran Syema di dalam rumah tangga kami adalah kesempatan kami menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan (bnd. Mazmur 118:17).

Ketika ada muncul ketakutan, maka kami ingat Firman Tuhan: “Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu” (Mazmur 56:4). Maka kami selalu mendapatkan ketenangan, karena kami datang kepada Yesus (Matius 11:28-29 “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan”).
 Pada bulan Juli, tanggal 3, isteri saya mengalami pendarahan. Kami mengajak Syema berdoa, dan berkata kepada Syema yang dikandungan:”Tuhan Yesus memberkatimu Syema, kamu tidak apa-apa, walaupun mama mengalami pendarahan, karena Tuhan Yesus memberkatimu.

Kita meyakini bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala hal, untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang percaya Tuhan Yesus, yaitu bagi kita yang terpanggil sesuai dengan rencana Tuhan.(Roma 8:28). Sehingga walaupun ada ancaman melalui pendarahan, kita tetap percaya akan rancangan Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera (Yeremia 29:11 “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”)
 Setelah mengetahui pendarahan kami langsung ke Rumah Sakit, pada waktu pemerikasaan melalui USG, isteri saya ingat akan Firman Tuhan: “Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN” (Mazmur 118:17). Setelah dilihat di USG, dokter heran ketika dikatakan telah terjadi pendarahan, karena keadaan anaknya baik. Setelah diteliti, ternyata ada bercak darah pada plasenta sang anak. Maka si ibu disuruh istirahat selama 2 minggu.
Peristiwa pendarahan itu menjadi suatu pertanda bagi kami, bahwa Tuhan membuktikan penyertaanNya (Markus 16:20 “Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya..“), memberitakan Injil, bukan hanya berkotbah, tetapi menunjukkan diri kita sebagai orang yang percaya, sehingga kemanapun pergi, kami tidak takut dan kami selalu mengikutsertakan Syema. Kami berbicara dengan Syema setiap kali kami beraktifitas, terlebih-lebih ketika kami naik Honda, karena kami akan bertemu dengan jalan yang tidak bagus sehingga terjadi benturan-benturan.

Setelah isteri saya mengalami pendarahan dan karena keadaan rambut membuat dia kepanasan, maka dia memotangkan rambutnya, tetapi ada yang menasehati, bahwa kalau sedang hamil tidak boleh memotong rambut. Kami tidak mempercayai dogeng itu karena firman Tuhan dalam 1 Timoius 4:7-8 “Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.”)

Pembahasan pendidikan anak semasa di kandungan, bukanlah teori belaka, penulis sudah pernah menyampaikan kebenaran firman Tuhan ini kepada keluarga yang baru menikah dan isterinya sedang mengandung, anak dikandungan itu sudah diajak berdoa, mendengarkan firman Tuhan. Puji Tuhan, setelah anak itu lahir, walaupun dia masih bayi, ketika dia diajak berdoa, dia sudah menunjukkan sikap berdoa, ketika si anak dibacakan firman Tuhan, maka si anak menunjukkan sikap orang yang mendengarkan firman Tuhan. Demikian juga kita sudah biasa mendengar, jika semasa dikandungan, si ibu itu suka bernyanyi, maka anak itu menjadi suka bernyanyi dsb.
Keluhan yang banyak kita dengar, si anak sudah di doakan, tetapi dia tetap menunjukan pemberontakan. Karena semasa di kandungan, anak itu pernah mau digugurkan dengan berbagai alasan, maka setelah anak lahir, dia tidak mempunyai hubungan yang baik dengan orang tuanya, keinginan si anak selalu memberontak. Atau keluarga itu lama mendapatkan anak, sehingga berbagai cara dilakukan, seperti ke dukun, ziarah di kuburan dll.

Iblis tidak pernah mampu meberikan anak, karena semua anak adalah pemberian Tuhan. Yang terjadi adalah penipuan yang dilakukan iblis, karena dia adalah penipu dari mulanya (Yohanes 8:44 “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta”). Semua yang terjadi adalah karena indahnya waktunya Tuhan (Pengkotbah 3:11a). jadi, anak adalah anugerah Tuhan, sehingga tidak mungkin Tuhan memakai perantaraan dukun, karena dukun adalah kejijikan dihadapan Tuhan (Yehezkiel 13:18a “Katakanlah: Beginilah firman Tuhan: Celakalah dukun-dukun perempuan, yang mengikatkan tali-tali azimat pada semua pergelangan dan mengenakan selubung pada kepala semua orang, tua atau muda, untuk menangkap jiwa orang”). Dan tidak mungkin memakai perantara orang mati di kuburan (Imamat 20:6 “Orang yang berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal, yakni yang berzinah dengan bertanya kepada mereka, Aku sendiri akan menentang orang itu dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya”)
Keluarga yang lama mendapatkan anak akan menghalalkan segala cara, seperti pergi ke dukun, maka mereka mendapat anak, sehingga dukun dianggap sebagai perantara Tuhan. Maka anak itu mempunyai tingkah laku yang tidak berkenan dihadapan Tuhan. Sebab iblis berhasil menyesatkan mereka, karena itu adalah pekerjaan iblis (Wahyu 12:9 “Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya”)

Oleh karena itu, keluarga yang sudah lama merindukan anak dan akhirnya dapat anak setelah mereka ke dukun (Yehezkiel 13:18a), ke kuburan (Imamat 20:6). Segeralah bertobat, karena akan mengalami kesusahan dikemudian hari, minta ampunlah segera (1 Yohanes 1:9 “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”), maka kerinduan hati untuk keluarga bahagia akan menjadi kenyataan.

Kamis, 28 Juli 2011

karunia-karunia roh

“…janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu…” (1 Yoh.4:1)

Kita diharuskan menguji segala sesuatu, apakah segala sesuatu itu berasal dari Tuhan atau dari Iblis, karena tidak setiap orang yang mengaku berbicara dalam roh dapat dipandang sebagai orang yang mengatakan kebenaran, karena cara kerja yang dipakai Iblis adalah menyamar atau meniru. Sebab itu pengujian harus dilakukan, supaya tipu daya Iblis tidak dapat mengganggu kita. Waspadalah karena Iblis dapat menyamar sebagai malaikat terang (2 Kor.11:14 “Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang”).

Karunia-karunia roh juga dapat ditiru oleh iblis, supaya orang percaya itu disesatkan, karena iblis adalah penyesat dari mulanya. Iblis menjadi penyesat setelah kalah dalam peperangan dalam alam roh (Why 12:7-9). Namun Iblis tidak merasa kalah, maka Iblis mencoba membuat strategi untuk membuat manusia menjadi temannya untuk memberontak. Sehingga Iblis berusaha untuk menyamar sebagai mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu untuk menyeret manusia ke dalam keseSatan, bahkan orang pilihan Tuhan juga (Mat.24:23-24). Maka celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya (Mat.18:7). Waspadalah!

Oleh karena itu, kita dituntut untuk waspada terhadap penyesatan yang dilakukan oleh Iblis. Kita diajar untuk menguji segala sesuatu, supaya kita tidak jatuh ke dalam perangkap yang dibuat oleh Iblis. Iblis adalah suatu pribadi pendusta (Yoh.8:44), penghianat dan pemberontak. Iblis datang, bukanlah dalam ujudnya yang asli, melainkan dengan menyamar sebagai orang yang sudah meninggal (Yes.26:14), padahal tidak ada lagi hubungan antara yang hidup dengan yang mati (Ayb.7:9-10). Bahkan Iblis juga menyamar sebagai malaikat terang, supaya orang yang punya pengalaman supranatural (alam roh) percaya terhadap roh yang diterimanya, tanpa terlebih dahulu mengujinya. Maka mereka percaya kepada setiap perkataan yang keluar dari orang yang telah disamarkan itu. Orang yang disamarkan itu adalah pelayan Iblis, karena pelayan Iblis juga menyamar sebagai pelayan kebenaran, mereka menampakkan diri sebagai melayani perkembangan Injil, tetapi untuk maksud-maksud lain (2 Kor.11:15 “…pelayan-pelayan Iblis menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran…”).

Maka kita juga harus waspada terhadap pengobatan alternatif (non medis), karena Iblis dapat membuat tanda muzijat palsu melalui pelayannya (2 Tes.2:9-10 “Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka” ).

Kita dapat menguji segala sesuatu dengan membandingkannya dengan yang tertulis dalam Sabda TUHAN. Maka kita tetap juga dituntut untuk waspada, walaupun ada tertulis dalam Injil. Karena Iblis juga mencoba membelokkan makna dari Sabda TUHAN. Hal ini dapat kita lihat bagaimana Iblis menggoda Yesus Anak Manusia di padang gurun (Mat.4:1-11).

Yesus Anak Manusia dicobai Iblis dengan mengutip Sabda TUHAN, dengan mengatakan ada tertulis. Maka Yesus Anak Manusia menjawab juga dengan ada tertulis. Karena ada tertulis yang disampaikan oleh Iblis itu sudah dimanipulasi untuk kepentingannya. Dan ada tertulis yang disampaikan oleh Yesus adalah untuk menolak pemahaman Iblis dan menyampaikan kebenaran TUHAN.

Oleh karena itu setiap orang yang ingin memahami Sabda TUHAN harus memahaminya berdasarkan apa yang TUHAN kehendaki. Kita memahami Sabda TUHAN dengan bimbingan Roh Tuhan, bukan hanya berdasarkan penafsiran atau pengalaman spiritual orang lain. Kita juga dapat mengalami pengalaman spiritual bersama TUHAN, karena sampai saat ini TUHAN mengetuk hati manusia, supaya manusia mempunyai pengalaman rohani bersama TUHAN (Why 3:20 “Lihat, Yesus berdiri di muka pintu dan mengetok, jikalau ada orang yang mendengar suara Yesus dan membukakan pintu, Yesus akan masuk mendapatkannya dan Yesus makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Yesus”).

Sebab segala tulisan yang diilhamkan itu bermamfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Tim.3:16), karena Yesus adalah jalan dan kebenaran dan hidup (Yoh.14:6), maka segala sesuatu yang tertulis diperhadapakan dengan Sabda Yesus. Misalnya:
 Dalam Mat.9:35, Yesus menekankan tentang pengajaran dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga sebagai prioritas (yang terutama), tetapi ada yang menekankan muzijat sebagai prioritas (bnd. Mat.6:33)
 Dalam 1 Kor.14:1, yang harus dikejar adalah kasih, tetapi ada yang menekankan harus mengejar bahasa roh (terjemahan yang sebenarnya: bahasa lidah dari bahasa Yunaninya: karena nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap (1 Kor.12:8), hanya kasih yang tidak berkesudahan, sebab Yesus itu adalah kasih (bnd. 1 Yoh.4:8).

Karena ada yang menekankan harus mengejar bahasa lidah, maka ada penafsir yang mengutip Kis.19:6 “Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus keatas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat”. Jadi, bukan karena Paulus menumpangkan tangan, maka mereka menerima Roh Kudus. Sebab Roh Kudus tidak bisa diatur manusia, tetapi Roh Kudus lah yang mengatur manusia setelah manusia mau dibaptis di dalam nama Tuhan Yesus (Kis.19:5). Pembaptisan di dalam nama Yesus, bukanlah masalah dibaptis secara ditengelamkan atau dipercikan dengan air, tetapi baptisan roh yang dilakukan oleh Yesus (Mat.3:11”Yohanes membaptis dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Yesus yang datang kemudian dari pada Yohanes lebih berkuasa dari pada Yohanes dan Yohanes tidak layak melepaskan kasut Yesus. Yesus akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api”).

Baptisan roh dicapai dengan pembersihan rohani dari segala roh yang najis, seperti: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora (Gal.5:19-21). Pembersihan itu dilakukan dengan mengaku dosa dihadapan TUHAN (1 Yoh.1:9 “Jika kita mengaku dosa kita, maka Yesus adalah setia dan adil, sehingga Yesus akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”).
Setanlah yang mencemari rohani kita, sehingga kita mempunyai prilaku yang bertentangan dengan keinginan TUHAN. Setan dapat mencemari rohani kita, karena kita melakukan dosa. Maka kita harus mengaku dosa, supaya kita dimampukan TUHAN untuk melakukan yang berkenan dihadapan TUHAN. Prilaku yang berkenan dihadapan TUHAN, seperti: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal.5:22-23).

Setelah kita mengalami kekudusan, barulah kita bisa memggunakan kuasa yang diberikan TUHAN untuk mengalahkan keinginan daging yang sudah dicemari oleh Iblis. Pembersihan itu dengan memakai kuasa yang diberikan TUHAN kepada orang yang percaya di dalam nama Yesus (Yoh.1:12), karena warga Kerajaan Sorga lah yang mempunyai kuasa untuk mengusir setan-setan (Mat.12:28).

Pengenalan kita akan TUHAN adalah berdasarkan penyataan TUHAN dalam hidup kita. Setelah kita bergaul karib dengan TUHAN (Yak.4:6-7). Penyataan TUHAN dalam hidup kita adalah dasar kita untuk membuka penyamaran yang dilakukan oleh Iblis, karena kita sudah tunduk (taat) kepada TUHAN.
TUHAN itu adalah roh (Yoh.4:24) dan Iblis juga roh, maka haruslah dengan bimbingan Roh Tuhan kita dapat mengalahkan tipu daya Iblis, yaitu penyamaran yang dilakukan Iblis dari dulu sampai saat ini. Sebab Iblis adalah bapa segala pendusta.
Penulis pernah melayani:
 seorang ibu (Penulis sapa dengan namboru) yang mengalami gangguan rohani, beberapa kali dia tidak menyadari apa yang terjadi pada dirinya. Misalnya: ketika dia berada di ruang tamu, tanpa sadar dia sudah berada di kamar. Demikianlah yang dialami ibu itu berulangkali, membuat ibu itu tidak merasa tenang. Ibu itu mengaku percaya kepada TUHAN, dia rajin beribadah, namun dia tetap mengalami gangguan itu. Dan yang membuat ibu itu merasa bingung, dia bisa berbahasa lidah. Maka penulis mengajukan pertanyaan: ‘sejak kapan ibu bisa berbahasa lidah’. Ibu itu menyatakan dia bisa berbahasa lidah setelah dia ditumpangi tangan oleh pendeta, pada waktu KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani), dan pada waktu itu dia rebah kebelakang dan ada yang menahannya. Ada beberapa saat dia tidak sadarkan diri, sewaktu dia rebah. Setelah rebah itulah dia bisa berbahasa lidah. Maka Penulis sampaikan 1 Ptr 5:8 “Sadar dan berjaga-jagalah! Lawannu si Iblis, berjalan keliling sama seprti singa yang mengaum-aum dan mencari orang dapat ditelannya.” Iblis hanya bisa menguasai orang kalau orang itu tidak sadar. Waktu ibu itu tidak sadar seketika itulah Iblis menyamar sebagai roh kudus, sehingga dia merasa bahwa dia sudah menerima Roh Kudus. Karena adanya penekanan gembala sidang bahwa orang yang menerima Roh Kudus akan berbahasa roh, maka setelah penumpangan tangan dia bisa berbahasa lidah, tanpa ada pengujian terhadap apa yang baru diterimanya. Padahal setiap orang yang menerima Roh Kudus mempunyai kuasa untuk menyampaikan kabar baik, memberitakan pembebasan kepada orang tawanan dan penglihatan kepada orang buta, membebaskan oran yang tertindas (Luk.4:18-19). Sewaktu kami berbicara, tiba-tiba ibu itu berubah sikap, kemudian Penulis bertanya: ada apa namboru, lalu jawab ibu itu: saya bukan namborumu (suaranya berubah), maka Penulis berkata: demi nama Yesus, siapa kau. Lalu katanya: ‘saya malaikat itu’, sambil menunjukkan gambar Yesus Anak Manusia yang berada di dinding. Pada waktu itu penulis ingat, bahwa malaikat TUHAN adalah roh yang melayani (Ibr 1:13-14), bukan mengganggu orang percaya, maka Penulis mempunyai kepastian bahwa malaikat itu adalah malaikat Iblis yang sedang menyamar sebagai malaikat terang, sehingga Penulis menggunakan kuasa: “demi nama Yesus, enyah engkau malaikat Iblis terang palsu” (Kis.16:18), setelah itu barulah ibu itu sadar.

 Seorang nona (Penulis sapa dengan ito). Pada waktu dijumpai dia baru mengalami kecelakaan, yaitu kakinya kena siram air panas. Pertanyaan Penulis: “tahukah ito kenapa kakinya yang kena air panas!” Sebab TUHAN turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihiNya (Roma 8:28). Maka nona itu menyatakan bahwa dia melayani di suatu gereja dengan melayani anak sekolah minggu. Pada waktu kecelakaan (tersiram air panas), dia tidak mengajar anak sekolah minggu, karena dia berjualan untuk memenuhi kebutuhannya, sebab dia merasa honornya di gereja tidak memadai. Sewaktu dia mengangkat ceret air yang berisi air panas, air panas itu tumpah mengenai kakinya. Ada beban pemikirannya; dia sudah mengambil keputusan untuk melayani TUHAN dan dia bisa berbahasa lidah, namun dia putusasa. Ternyata dia bisa berbahasa lidah, setelah menerima tumpangan tangan dari pendetanya. Setelah diadakan pengujian, akhirnya dia mengetahui bahwa bahasa lidahnya adalah palsu.

TUHAN mengerti semua bahasa, maka dengan bahasa apapun TUHAN dapat memahaminya. Hal itulah yang menginsafkan nona itu. Supaya dia berbicara didalam bahasa yang dia mengerti. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum (Mat. 12:37). Di dalam bahasa lidah palsu, akan keluar kata yang sia-sia, bahkan bisa menghujat TUHAN, karena dia tidak mengerti apa yang diucapkannya. Waspadalah!

Ada terjemahan lain di dalam 1 Kor.14:2 “… Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya;…” Kata ‘mengerti’ diterjemahkan dari kata (bahasa Yunani), terjemahan lain untukadalah mendengar. Karena itu pengertian bahasa lidah dalam 1 Kor.14:4 adalah untuk membangun diri sendiri, bukan untuk di dengar orang lain, bahkan tidak disampaikan dalam pertemuan jemaat (bnd.1Kor.14:18-19).

Ada dua model jatuh setelah bertemu dengan Yesus, yaitu:
1. Ketika murid-murid bertemu dengan Yesus, maka tersungkurlah murid-murid dan Yesus mengatakan: “jangan takut”, serta Yesus meneguhkan hati murid-murid (Mat.18:6-7), sehingga mereka mengalami damai sejahtera. Yohanes tersungkur karena hadirat TUHAN (Why 1:17 ‘ketika Yohanes melihat Yesus, tersungkurlah Yohanes di depan kaki Yesus sama seperti orang yang mati; tetapi Yesus meletakkan tangan kananNya di atas Yohanes, lalu berkata Yesus:”janganlah takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir”).
2. Di dalam Yoh.18:6 ‘Ketika Yesus berkata kepada mereka: ”Akulah Dia,” mundurlah mereka dan jatuh ke tanah.’ Kehadiran Yesus menimbulkan ketakutan bagi orang yang memusuhiNya. Ketakutan itu membuat mereka mundur dan jatuh ke tanah (dalam posisi telentang).

Umat TUHAN yang berada di dalam hadirat TUHAN akan bersujud, tersungkur atau telungkup dengan wajah ke bawah dalam sikap menyembah, sebagai tanda rendah hati dan penyerahan diri kepada Tuhan Yesus. Sebab setiap orang yang bersama Yesus akan segolongan dengan Yesus (Mat.12:30 ”siapa tidak bersama Yesus, ia melawan Yesus dan siapa tidak mengumpulkan bersama Yesus, ia mencerai-beraikan”). Berbeda dengan orang yang ditumpangi tangan pada KKR yang pernah Penulis perhatikan dan setelah Penulis melayani orang yang terganggu akibat tumpangan tangan (terpaan roh). Mereka jatuh atau rebah ke belakang dan seketika kehilangan kesadaran, serupa dengan sepasukan prajurit yang tidak sadar lagi kalau mereka sedang menghadapi Yesus Anak Manusia

Di dalam KKR yang pernah Penulis cermati, ada tiga bahagian yang terlibat, yaitu:
1. Hamba TUHAN, yang baru puas kalau menjatuhkan orang. Ketika Penulis memperhatikan orang yang ditumpangi tangan tidak jatuh, maka pendeta itu berusaha mendorong kepala orang itu supaya jatuh. Dan kalau orang itu berusaha menahan diri supaya tidak jatuh, maka pendeta berbisik: jatuhkanlah dirimu ada konselor dibelakang (pengakuan orang yang Penulis layani). Ada juga yang ditumpangi tangan langsung jatuh, walaupun tangan hamba Tuhan itu tidak menyentuh kepala orang. Hamba TUHAN, haruslah bisa memastikan apakah yang dia sampaikan hanya pengalaman orang lain atau sudah dipergumulkan atau sudah mengalami pengujian (1 Yoh.4:1). Karena tanpa pengujian terlebih dahulu dapat menyebarkan penyesatan. Hamba TUHAN tidak sembarangan atau terburu-buru menumpangkan tangan, karena hal itu akan mendatangkan kecemaran (1 Tim.5:22) bagi yang ditumpangi tangan maupun bagi penumpang tangan.
2. Para konselor. Konselor artinya “penasehat”, jadi posisi sebagai konselor adalah untuk menasehati, bukan untuk berjaga-jaga orang yang jatuh. Karena Yesus adalah Penasehat Ajaib (Yes.9:5), sehingga kita diberi karunia untuk menasehati berdasarkan Sabda TUHAN (2 Tim.3:16).
3. Umat TUHAN. Penumpangan tangan dapat aman kalau disuruh oleh TUHAN, seperti yang dilakukan Musa terhadap Yosua (Bil.27:18), karena hakekat penumpangan tangan adalah transfer roh (Ul.34:9), roh jahat transfer juga sewaktu tumpangan tangan. Penumpangan tangan TUHAN Yesus saja yang masih aktual (Luk.24:50-53).

Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik (I Tes. 5:21).