“…janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu…” (1 Yoh.4:1)
Kita diharuskan menguji segala sesuatu, apakah segala sesuatu itu berasal dari Tuhan atau dari Iblis, karena tidak setiap orang yang mengaku berbicara dalam roh dapat dipandang sebagai orang yang mengatakan kebenaran, karena cara kerja yang dipakai Iblis adalah menyamar atau meniru. Sebab itu pengujian harus dilakukan, supaya tipu daya Iblis tidak dapat mengganggu kita. Waspadalah karena Iblis dapat menyamar sebagai malaikat terang (2 Kor.11:14 “Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang”).
Karunia-karunia roh juga dapat ditiru oleh iblis, supaya orang percaya itu disesatkan, karena iblis adalah penyesat dari mulanya. Iblis menjadi penyesat setelah kalah dalam peperangan dalam alam roh (Why 12:7-9). Namun Iblis tidak merasa kalah, maka Iblis mencoba membuat strategi untuk membuat manusia menjadi temannya untuk memberontak. Sehingga Iblis berusaha untuk menyamar sebagai mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu untuk menyeret manusia ke dalam keseSatan, bahkan orang pilihan Tuhan juga (Mat.24:23-24). Maka celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya (Mat.18:7). Waspadalah!
Oleh karena itu, kita dituntut untuk waspada terhadap penyesatan yang dilakukan oleh Iblis. Kita diajar untuk menguji segala sesuatu, supaya kita tidak jatuh ke dalam perangkap yang dibuat oleh Iblis. Iblis adalah suatu pribadi pendusta (Yoh.8:44), penghianat dan pemberontak. Iblis datang, bukanlah dalam ujudnya yang asli, melainkan dengan menyamar sebagai orang yang sudah meninggal (Yes.26:14), padahal tidak ada lagi hubungan antara yang hidup dengan yang mati (Ayb.7:9-10). Bahkan Iblis juga menyamar sebagai malaikat terang, supaya orang yang punya pengalaman supranatural (alam roh) percaya terhadap roh yang diterimanya, tanpa terlebih dahulu mengujinya. Maka mereka percaya kepada setiap perkataan yang keluar dari orang yang telah disamarkan itu. Orang yang disamarkan itu adalah pelayan Iblis, karena pelayan Iblis juga menyamar sebagai pelayan kebenaran, mereka menampakkan diri sebagai melayani perkembangan Injil, tetapi untuk maksud-maksud lain (2 Kor.11:15 “…pelayan-pelayan Iblis menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran…”).
Maka kita juga harus waspada terhadap pengobatan alternatif (non medis), karena Iblis dapat membuat tanda muzijat palsu melalui pelayannya (2 Tes.2:9-10 “Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka” ).
Kita dapat menguji segala sesuatu dengan membandingkannya dengan yang tertulis dalam Sabda TUHAN. Maka kita tetap juga dituntut untuk waspada, walaupun ada tertulis dalam Injil. Karena Iblis juga mencoba membelokkan makna dari Sabda TUHAN. Hal ini dapat kita lihat bagaimana Iblis menggoda Yesus Anak Manusia di padang gurun (Mat.4:1-11).
Yesus Anak Manusia dicobai Iblis dengan mengutip Sabda TUHAN, dengan mengatakan ada tertulis. Maka Yesus Anak Manusia menjawab juga dengan ada tertulis. Karena ada tertulis yang disampaikan oleh Iblis itu sudah dimanipulasi untuk kepentingannya. Dan ada tertulis yang disampaikan oleh Yesus adalah untuk menolak pemahaman Iblis dan menyampaikan kebenaran TUHAN.
Oleh karena itu setiap orang yang ingin memahami Sabda TUHAN harus memahaminya berdasarkan apa yang TUHAN kehendaki. Kita memahami Sabda TUHAN dengan bimbingan Roh Tuhan, bukan hanya berdasarkan penafsiran atau pengalaman spiritual orang lain. Kita juga dapat mengalami pengalaman spiritual bersama TUHAN, karena sampai saat ini TUHAN mengetuk hati manusia, supaya manusia mempunyai pengalaman rohani bersama TUHAN (Why 3:20 “Lihat, Yesus berdiri di muka pintu dan mengetok, jikalau ada orang yang mendengar suara Yesus dan membukakan pintu, Yesus akan masuk mendapatkannya dan Yesus makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Yesus”).
Sebab segala tulisan yang diilhamkan itu bermamfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Tim.3:16), karena Yesus adalah jalan dan kebenaran dan hidup (Yoh.14:6), maka segala sesuatu yang tertulis diperhadapakan dengan Sabda Yesus. Misalnya:
Dalam Mat.9:35, Yesus menekankan tentang pengajaran dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga sebagai prioritas (yang terutama), tetapi ada yang menekankan muzijat sebagai prioritas (bnd. Mat.6:33)
Dalam 1 Kor.14:1, yang harus dikejar adalah kasih, tetapi ada yang menekankan harus mengejar bahasa roh (terjemahan yang sebenarnya: bahasa lidah dari bahasa Yunaninya: karena nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap (1 Kor.12:8), hanya kasih yang tidak berkesudahan, sebab Yesus itu adalah kasih (bnd. 1 Yoh.4:8).
Karena ada yang menekankan harus mengejar bahasa lidah, maka ada penafsir yang mengutip Kis.19:6 “Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus keatas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat”. Jadi, bukan karena Paulus menumpangkan tangan, maka mereka menerima Roh Kudus. Sebab Roh Kudus tidak bisa diatur manusia, tetapi Roh Kudus lah yang mengatur manusia setelah manusia mau dibaptis di dalam nama Tuhan Yesus (Kis.19:5). Pembaptisan di dalam nama Yesus, bukanlah masalah dibaptis secara ditengelamkan atau dipercikan dengan air, tetapi baptisan roh yang dilakukan oleh Yesus (Mat.3:11”Yohanes membaptis dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Yesus yang datang kemudian dari pada Yohanes lebih berkuasa dari pada Yohanes dan Yohanes tidak layak melepaskan kasut Yesus. Yesus akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api”).
Baptisan roh dicapai dengan pembersihan rohani dari segala roh yang najis, seperti: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora (Gal.5:19-21). Pembersihan itu dilakukan dengan mengaku dosa dihadapan TUHAN (1 Yoh.1:9 “Jika kita mengaku dosa kita, maka Yesus adalah setia dan adil, sehingga Yesus akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”).
Setanlah yang mencemari rohani kita, sehingga kita mempunyai prilaku yang bertentangan dengan keinginan TUHAN. Setan dapat mencemari rohani kita, karena kita melakukan dosa. Maka kita harus mengaku dosa, supaya kita dimampukan TUHAN untuk melakukan yang berkenan dihadapan TUHAN. Prilaku yang berkenan dihadapan TUHAN, seperti: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal.5:22-23).
Setelah kita mengalami kekudusan, barulah kita bisa memggunakan kuasa yang diberikan TUHAN untuk mengalahkan keinginan daging yang sudah dicemari oleh Iblis. Pembersihan itu dengan memakai kuasa yang diberikan TUHAN kepada orang yang percaya di dalam nama Yesus (Yoh.1:12), karena warga Kerajaan Sorga lah yang mempunyai kuasa untuk mengusir setan-setan (Mat.12:28).
Pengenalan kita akan TUHAN adalah berdasarkan penyataan TUHAN dalam hidup kita. Setelah kita bergaul karib dengan TUHAN (Yak.4:6-7). Penyataan TUHAN dalam hidup kita adalah dasar kita untuk membuka penyamaran yang dilakukan oleh Iblis, karena kita sudah tunduk (taat) kepada TUHAN.
TUHAN itu adalah roh (Yoh.4:24) dan Iblis juga roh, maka haruslah dengan bimbingan Roh Tuhan kita dapat mengalahkan tipu daya Iblis, yaitu penyamaran yang dilakukan Iblis dari dulu sampai saat ini. Sebab Iblis adalah bapa segala pendusta.
Penulis pernah melayani:
seorang ibu (Penulis sapa dengan namboru) yang mengalami gangguan rohani, beberapa kali dia tidak menyadari apa yang terjadi pada dirinya. Misalnya: ketika dia berada di ruang tamu, tanpa sadar dia sudah berada di kamar. Demikianlah yang dialami ibu itu berulangkali, membuat ibu itu tidak merasa tenang. Ibu itu mengaku percaya kepada TUHAN, dia rajin beribadah, namun dia tetap mengalami gangguan itu. Dan yang membuat ibu itu merasa bingung, dia bisa berbahasa lidah. Maka penulis mengajukan pertanyaan: ‘sejak kapan ibu bisa berbahasa lidah’. Ibu itu menyatakan dia bisa berbahasa lidah setelah dia ditumpangi tangan oleh pendeta, pada waktu KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani), dan pada waktu itu dia rebah kebelakang dan ada yang menahannya. Ada beberapa saat dia tidak sadarkan diri, sewaktu dia rebah. Setelah rebah itulah dia bisa berbahasa lidah. Maka Penulis sampaikan 1 Ptr 5:8 “Sadar dan berjaga-jagalah! Lawannu si Iblis, berjalan keliling sama seprti singa yang mengaum-aum dan mencari orang dapat ditelannya.” Iblis hanya bisa menguasai orang kalau orang itu tidak sadar. Waktu ibu itu tidak sadar seketika itulah Iblis menyamar sebagai roh kudus, sehingga dia merasa bahwa dia sudah menerima Roh Kudus. Karena adanya penekanan gembala sidang bahwa orang yang menerima Roh Kudus akan berbahasa roh, maka setelah penumpangan tangan dia bisa berbahasa lidah, tanpa ada pengujian terhadap apa yang baru diterimanya. Padahal setiap orang yang menerima Roh Kudus mempunyai kuasa untuk menyampaikan kabar baik, memberitakan pembebasan kepada orang tawanan dan penglihatan kepada orang buta, membebaskan oran yang tertindas (Luk.4:18-19). Sewaktu kami berbicara, tiba-tiba ibu itu berubah sikap, kemudian Penulis bertanya: ada apa namboru, lalu jawab ibu itu: saya bukan namborumu (suaranya berubah), maka Penulis berkata: demi nama Yesus, siapa kau. Lalu katanya: ‘saya malaikat itu’, sambil menunjukkan gambar Yesus Anak Manusia yang berada di dinding. Pada waktu itu penulis ingat, bahwa malaikat TUHAN adalah roh yang melayani (Ibr 1:13-14), bukan mengganggu orang percaya, maka Penulis mempunyai kepastian bahwa malaikat itu adalah malaikat Iblis yang sedang menyamar sebagai malaikat terang, sehingga Penulis menggunakan kuasa: “demi nama Yesus, enyah engkau malaikat Iblis terang palsu” (Kis.16:18), setelah itu barulah ibu itu sadar.
Seorang nona (Penulis sapa dengan ito). Pada waktu dijumpai dia baru mengalami kecelakaan, yaitu kakinya kena siram air panas. Pertanyaan Penulis: “tahukah ito kenapa kakinya yang kena air panas!” Sebab TUHAN turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihiNya (Roma 8:28). Maka nona itu menyatakan bahwa dia melayani di suatu gereja dengan melayani anak sekolah minggu. Pada waktu kecelakaan (tersiram air panas), dia tidak mengajar anak sekolah minggu, karena dia berjualan untuk memenuhi kebutuhannya, sebab dia merasa honornya di gereja tidak memadai. Sewaktu dia mengangkat ceret air yang berisi air panas, air panas itu tumpah mengenai kakinya. Ada beban pemikirannya; dia sudah mengambil keputusan untuk melayani TUHAN dan dia bisa berbahasa lidah, namun dia putusasa. Ternyata dia bisa berbahasa lidah, setelah menerima tumpangan tangan dari pendetanya. Setelah diadakan pengujian, akhirnya dia mengetahui bahwa bahasa lidahnya adalah palsu.
TUHAN mengerti semua bahasa, maka dengan bahasa apapun TUHAN dapat memahaminya. Hal itulah yang menginsafkan nona itu. Supaya dia berbicara didalam bahasa yang dia mengerti. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum (Mat. 12:37). Di dalam bahasa lidah palsu, akan keluar kata yang sia-sia, bahkan bisa menghujat TUHAN, karena dia tidak mengerti apa yang diucapkannya. Waspadalah!
Ada terjemahan lain di dalam 1 Kor.14:2 “… Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya;…” Kata ‘mengerti’ diterjemahkan dari kata (bahasa Yunani), terjemahan lain untukadalah mendengar. Karena itu pengertian bahasa lidah dalam 1 Kor.14:4 adalah untuk membangun diri sendiri, bukan untuk di dengar orang lain, bahkan tidak disampaikan dalam pertemuan jemaat (bnd.1Kor.14:18-19).
Ada dua model jatuh setelah bertemu dengan Yesus, yaitu:
1. Ketika murid-murid bertemu dengan Yesus, maka tersungkurlah murid-murid dan Yesus mengatakan: “jangan takut”, serta Yesus meneguhkan hati murid-murid (Mat.18:6-7), sehingga mereka mengalami damai sejahtera. Yohanes tersungkur karena hadirat TUHAN (Why 1:17 ‘ketika Yohanes melihat Yesus, tersungkurlah Yohanes di depan kaki Yesus sama seperti orang yang mati; tetapi Yesus meletakkan tangan kananNya di atas Yohanes, lalu berkata Yesus:”janganlah takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir”).
2. Di dalam Yoh.18:6 ‘Ketika Yesus berkata kepada mereka: ”Akulah Dia,” mundurlah mereka dan jatuh ke tanah.’ Kehadiran Yesus menimbulkan ketakutan bagi orang yang memusuhiNya. Ketakutan itu membuat mereka mundur dan jatuh ke tanah (dalam posisi telentang).
Umat TUHAN yang berada di dalam hadirat TUHAN akan bersujud, tersungkur atau telungkup dengan wajah ke bawah dalam sikap menyembah, sebagai tanda rendah hati dan penyerahan diri kepada Tuhan Yesus. Sebab setiap orang yang bersama Yesus akan segolongan dengan Yesus (Mat.12:30 ”siapa tidak bersama Yesus, ia melawan Yesus dan siapa tidak mengumpulkan bersama Yesus, ia mencerai-beraikan”). Berbeda dengan orang yang ditumpangi tangan pada KKR yang pernah Penulis perhatikan dan setelah Penulis melayani orang yang terganggu akibat tumpangan tangan (terpaan roh). Mereka jatuh atau rebah ke belakang dan seketika kehilangan kesadaran, serupa dengan sepasukan prajurit yang tidak sadar lagi kalau mereka sedang menghadapi Yesus Anak Manusia
Di dalam KKR yang pernah Penulis cermati, ada tiga bahagian yang terlibat, yaitu:
1. Hamba TUHAN, yang baru puas kalau menjatuhkan orang. Ketika Penulis memperhatikan orang yang ditumpangi tangan tidak jatuh, maka pendeta itu berusaha mendorong kepala orang itu supaya jatuh. Dan kalau orang itu berusaha menahan diri supaya tidak jatuh, maka pendeta berbisik: jatuhkanlah dirimu ada konselor dibelakang (pengakuan orang yang Penulis layani). Ada juga yang ditumpangi tangan langsung jatuh, walaupun tangan hamba Tuhan itu tidak menyentuh kepala orang. Hamba TUHAN, haruslah bisa memastikan apakah yang dia sampaikan hanya pengalaman orang lain atau sudah dipergumulkan atau sudah mengalami pengujian (1 Yoh.4:1). Karena tanpa pengujian terlebih dahulu dapat menyebarkan penyesatan. Hamba TUHAN tidak sembarangan atau terburu-buru menumpangkan tangan, karena hal itu akan mendatangkan kecemaran (1 Tim.5:22) bagi yang ditumpangi tangan maupun bagi penumpang tangan.
2. Para konselor. Konselor artinya “penasehat”, jadi posisi sebagai konselor adalah untuk menasehati, bukan untuk berjaga-jaga orang yang jatuh. Karena Yesus adalah Penasehat Ajaib (Yes.9:5), sehingga kita diberi karunia untuk menasehati berdasarkan Sabda TUHAN (2 Tim.3:16).
3. Umat TUHAN. Penumpangan tangan dapat aman kalau disuruh oleh TUHAN, seperti yang dilakukan Musa terhadap Yosua (Bil.27:18), karena hakekat penumpangan tangan adalah transfer roh (Ul.34:9), roh jahat transfer juga sewaktu tumpangan tangan. Penumpangan tangan TUHAN Yesus saja yang masih aktual (Luk.24:50-53).
Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik (I Tes. 5:21).
Kamis, 28 Juli 2011
Langganan:
Postingan (Atom)