Kemuliaan dan Berkat
“Kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar”
(2Kor.3:18).
.
Sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, manusia itu segambar dengan rupa TUHAN (bnd.Kej.1:26). Hal ini berarti bahwa manusia itu pernah mempunyai hubungan yang indah dengan TUHAN, sehingga manusia itu mendapat berkat. Namun karena manusia telah jatuh ke dalam dosa, maka manusia itu mendapat kutuk.
Gambaran adalah tiruan yang serupa dengan yang asli. Sehingga kalau gambarnya berbeda dengan yang asli, maka gambaran itu telah rusak. Gambaran yang telah rusak mengakibatkan pancaran dari yang asli juga telah rusak. Sehingga segala sesuatu dapat menjadi kacau. Seharusnya mendapat berkat, tetapi kutuklah yang datang.
Kita diciptakan segambar dengan rupa TUHAN, maka kita segambar didalam pikiran, perasaan dan kehendak TUHAN. Namun manusia telah jatuh ke dalam dosa (Rm
Manusia itu cendrung untuk mau menerima berkat dan menolak kutuk. Sehingga perlu diketahui apa yang mendatangkan berkat, yaitu jika kita baik-baik mendengarkan suara TUHAN (Im.26:3-6 ”Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya, maka Aku akan memberi kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu memberi hasilnya dan pohon-pohonan di ladangmu akam memberi buahnya. Lamanya musim mengirik bagimu akan sampai kepada musim memetik buah anggur dan lamanya musim memetik buah anggur akan sampai kepada musim menabur. Kamu akan makan makananamu sampai kenyang
dan diam di negerimu dengan aman tenteram. Dan Aku akan memberi damai sejahtera di dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apa pun; Aku akan melenyapkan binatang buas dari negeri itu, dan pedang tidak akan melintas di negerimu”) dan yang menyebabkan orang kena kutuk, yaitu jika orang tidak mendengarkan suara TUHAN (Im.26:14-16 “Tetapi jikalau kamu tidak mendengarkan Daku, dan tidak melakukan segala perintah itu, jikalau kamu menolak ketetapan-Ku dan hatimu muak mendengar peraturan-Ku, sehingga kamu tidak melakukan segala perintah-Ku dan kamu mengingkari perjanjian-Ku maka Aku pun akan berbuat begini kepadamu, yakni Aku akan mendatangkan kekejutan atasmu, batuk kering serta demam, yang membuat mata rusak dan jiwa merana; kamu akan sia-sia menabur benihmu, karena hasilnya akan habis dimakan musuhmu”)
Oleh karena itu, supaya kita mendapatkan berkat, maka gambaran kita harus disesuaikan kembali dengan gambaran Yesus. Sebab TUHAN lah yang menentukan kita untuk segambar dengan-Nya (Rm
Manusia itu akan sama kembali dengan gambaran TUHAN, setelah ada penyesuaian dengan Pikiran, Perasaan dan Kehendak TUHAN, sehingga manusia sebagai cerminan rupa TUHAN itu harus diperbaharui dalam hal: Pikiran dan Perasaan (Flp 2:5 “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus”) serta diperlengkapi segala yang baik untuk melakukan kehendak TUHAN (bnd. Ibr.13:21).
Setelah manusia itu segambar kembali dengan rupa TUHAN, maka manusia itu mendapat berkat menjadi ‘kepala’ (Ul.28:13a “TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepada dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN”). ‘Kepala’ disini bukan berarti: mempunyai jabatan yang menentukkan, kekayaan, kesehatan. Tetapi segala sesuatu yang dipikirkan itu di kepala dan diputuskan juga di kepala, maka setiap pikiran, perasaan dan kehendak, diproses di kepala. Ketika dia kaya, dia menyadari kekayaan dari TUHAN yang dinikmati dengan berbelas kasihan kepada orang lain (bnd. Ams
Pikiran Tuhan supaya kita menguasai apa yang TUHAN ciptakan (Kej.1:26 “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa terhadap ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi”). Sehingga, jika kita tidak dapat makan sesuatu yang TUHAN ciptakan, maka ada sesuatu yang menghalangi yang harus diselesaikan, supaya kita dapat menikmati ciptaan TUHAN.
Ø Pada tahun 1993, waktu Penulis merenungkan: kenapa Penulis tidak dapat memakan makanan kerang, padahal manusia diberi kuasa untuk menikmati segala ciptaan TUHAN, berarti ada sesuatu yang terjadi yang menyebabkan saya sebagai gambaran TUHAN tidak dapat menikmati apa yang sudah dijadikan TUHAN, setelah itu Penulis berdoa kepada TUHAN, ketika itulah Penulis ingat pada tahun 1988 pernah makan kerang sampai muntah-muntah. Kemudian Penulis berdoa minta ampun karena pada waktu itu Penulis makan kerang dengan lahapnya, sehingga Penulis muntah-muntah. Setelah selesai berdoa, maka Penulis mencari masakan makanan kerang dan memakannya, puji TUHAN Penulis tidak terganggu lagi waktu memakan makanan kerang.
Pikiran Tuhan supaya kita tidak berhutang (Rm 13:8a“Jangan kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi.”), sehingga kita sedang melatih diri kita untuk mencukupkan diri dalam segala keadaan (Flp 4:11b “sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalan segala keadaan”) dan kita tahu TUHAN sanggup melimpahkan segala kasih karunia-Nya, sehingga kita senantiasa berkecukupan (bnd. 2Kor.9:8). Sebab “ibadah itu kalau disertai dengan rasa cukup, memberi keuntungan besar” (I Tim.6:6).
Ø Pada tahun 2004, waktu itu kami mengalami kesulitan, karena tidak ada uang untuk membeli beras dan kami sedang menampung seorang anak yang kami sekolahkan, karena orang tuanya tidak mampu. Kami taati Pikiran Tuhan supaya kami tidak berhutang, walaupun kami mempunyai kesempatan untuk meminjam uang atau beras dari tetangga. Sehingga selama tiga hari kami tidak makan nasi. Kami menggantikan makan nasi dengan pepaya dan singkong yang kami tanam. Karena kami taati Pikiran Tuhan, maka sejak itu kami tidak pernah kekurangan dalam hal makan nasi. Terpujilah Tuhan Yesus
Upah akan menjadi berkat bagi seorang pekerja, kalau ia melakukan pekerjaan itu sebagai tanggungjawab manusia yang diciptakan segambar dengan rupa TUHAN (Rm 4:4 ”kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya”). Haknya kita untuk menikmati hasil pekerjaan, namun kita tidak dapat menikmati hasil pekerjaan. Misalnya: memakai STTB yang direkayasa, tidak sesuai prosedur yang benar.
Seorang pegawai atau seorang karyawan akan menerima upahnya di dalam sukacita dan damai sejahtera, karena mereka bekerja sesuai dengan ketentuan di dalam pekerjaan. Dan mereka mau mencukupkan diri dengan gajinya (Luk.3:14b “Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu”). Karena gaji yang diterima dengan rasa cukup itu akan menjadi keuntungan yang besar, sebab cukup di dalam makanan dan pakaian atau yang menjadi kebutuhan pokok (I Tim.6:8-10 “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan
ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah meyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka”). Sehingga, ketika sesorang
tidak merasa cukup, dia akan berdusta, mencuri, korupsi, dll. Dia akan berusaha kerja siang malam, maka dia tidak menikmati pembagian waktu yang sudah diatur oleh TUHAN, ada waktu untuk istirahat, tetapi dia gunakan untuk bekerja, maka dia menyiksa diri dengan berbagai kesusahan.
Sebagai seorang pedagang, kita dituntut untuk bisa menyakinkan pembeli, supaya mereka mau membeli dagangan kita. Cara yang umum dilakukan pedagang setelah terjadi tawar menawar, maka pedagang menyampaikan bahwa modalnya saja tidak dapat, misalnya dia mengatakan bahwa modalnya 50.000, padahalnya modalnya 35.000, maka sudah terjadi dusta dalam berdagang, sehingga berkat TUHAN tidak dapat dinikmati karena setiap orang yang berdusta ber’bapa’kan Iblis (Yoh.8:44 “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab didalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab Iblis adalah pendusta dan bapa segala dusta”).
Jadi, bagaimana supaya tidak ada unsur dusta didalam berdagang? Supaya mereka tertarik untuk membeli!. Kita tidak perlu memberitahukan berapa modalnya, sebab tanpa kita beritahukan berapa modalnya, mereka akan tetap membelinya, karena mereka membutuhkan dan menyukainya dan yang terutama adalah kita berseru kepada TUHAN (Yer.33:3 “berserulah kepada-Ku, maka Aku akan mehjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak tepahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui”). Walaupun sedang terjadi tawar menawar, kita dapat berkomunikasi dengan TUHAN, karena TUHAN itu adalah Roh (II Kor.3:17a”Sebab TUHAN adalah Roh”) dan barangsiapa berseru kepada TUHAN, harus berseru didalam roh dan kebenaran (bnd. Yoh.4:24). Jadi, yang menjadi daya tarik itu adalah karya TUHAN.
Oleh karena kita segambar dengan rupa TUHAN, maka rancangan TUHAN terhadap kita adalah rancangan damai sejahtera, sehingga kita mempunyai masa depan yang penuh harapan (Yer.29:11 “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”). Kita mempunyai masa depan yang penuh harapan, yaitu kalau kita sudah lepas dari kutuk dan kita kembali mencerminkan kemuliaan TUHAN, karena di luar TUHAN kita tidak dapat berbuat apa-apa (bnd Yoh.15:5).
Kita terkutuk, karena kita gagal menaati firman TUHAN, tetapi Yesus menyelamatkan kita dengan menjadi kutuk bagi kita dan cara kematianNya membuktikan bahwa Yesus mati menggantikan kita. (Gal.3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!”). Yesus menebus manusia berarti membebaskan manusia dari kutuk dengan pembayaran yang mahal, yaitu darah Kristus (bnd. I Ptr 1:18-19).
Kenapa orang mengalami masalah atau penderitaan? Apakah sedang terkena kutuk!.
Oleh karena itu perlu doa pembatalan kutuk. Berikut ini adalah contoh doa:
Tuhan Yesus, saya menyadari apa yang saya alami saat ini adalah kutukan. Oleh karena itu saya minta ampun atas segala dosa yang telah saya perbuat yang menyebabkan saya mendapat kutukan, dan saya tahu Yesus mati bagi saya untuk membatalkan kutuk itu, sehingga saat ini saya kembali mencerminkan kemuliaan TUHAN dan sampai selama-lamanya saya mendapatkan pertolongan Tuhan Yesus. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar