Sabtu, 31 Oktober 2009

Pengakuan dosa

Pengakuan dosa

Jika kita mengaku dosa kita, maka Yesus adalah setia dan adil, sehingga Yesus akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan

(1 Yoh.1:9)

TUHAN itu adalah kudus, sedangkan kita adalah orang yang berdosa, sehingga kita harus senantiasa hidup di dalam kekudusan, supaya kita dapat bersekutu dengan TUHAN dan kita dapat menikmati berkat-berkat TUHAN (Yos.3:5 “Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu”). Kita tidak akan mampu hidup kudus, kalau itu usaha manusia semata. Karena itulah kita harus menerima janji yang diberikan oleh TUHAN dan percaya kepada Tuhan Yesus yang akan mengampuni kita, yaitu jikalau kita mengaku dosa, karena semua orang telah berbuat dosa (Rm 3:23), bahkan ketika di dalam kandungan pun kita sudah berdosa (Mzm 51:7b “dalam dosa aku dikandung ibuku”).

Dosa mempunyai arti kejahatan atau tidak menaati hukum (bnd. 1 Yoh.3:4) dan juga lalai di dalam melakukan pekerjaan TUHAN (Yer.40:10a “Terkutuklah orang yang melaksanakan perkerjaan TUHAN dengan lalai”).

Manusia diciptakan untuk hidup bersekutu dangan TUHAN, tetapi ketika mereka jatuh ke dalam dosa, mereka merasa malu dan takut berjumpa dengan TUHAN (bnd. Yoh.3:20a “Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu”). Sehingga kejatuhan manusia ke dalam dosa menyebabkan perubahan sikap mereka kepada TUHAN, yaitu mereka menunjukkan pemberontakan, baik dalam hati maupun perbuatannya(bnd. Kej.3:7-9), seperti Daud pernah mengungkapkan: “terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa…” (Mzm 51:6a).

Kejatuhan manusia ke dalam dosa juga mendatangkan bencana alam (bnd. Kej.3:17), karena pada mulanya

manusia diberi kuasa terhadap ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi (Kej.1:26). Sehingga status kita sebagai orang percaya diberikan kuasa untuk menikmati ciptaan TUHAN.

Ø Sejak tahun 1988, Penulis tidak dapat makan makanan kerang, kalau ada makanan kerang di meja, maka Penulis merasa mual. Pada tahun 1993, Penulis bergumul tentang makan kerang itu. Penulis bergumul, karena sebagai pelayan TUHAN, Penulis melayani ke daerah-daerah tertentu, bagaimana nantinya kalau di daerah itu hanya tersedia makanan kerang, hal itu tentu akan membuat mereka repot. Penulis berdoa kepada TUHAN, ketika itulah Penulis ingat pada tahun 1988 pernah makan kerang sampai muntah-muntah. Kemudian Penulis berdoa minta ampun karena pada waktu itu Penulis makan kerang dengan lahapnya, sehingga tidak menguasai diri. Setelah selesai berdoa, maka Penulis langsung mencari masakan kerang dan memakannya, puji TUHAN Penulis tidak alergi lagi terhadap makanan kerang.

Banyak orang yang membaca ramalan bintang (horoskop) sebagai iseng-iseng saja, tapi ada juga yang percaya terhadap yang diramalkan melalui bintangnya. Padahal orang yang percaya kepada horoskop akan ditinggalkan oleh TUHAN (Yes. 47:13 “Engkau telah payah karena banyaknya nasihat! Biarlah tampil dan menyelamatkan engkau orang-orang yang meneliti segala penjuru langit (berarti: TUHAN tidak tampil lagi menyelamatkan), yang menilik bingtang-bintang dan yang pada bulan baru memberitahukan apa yang terjadi atasmu!”). Karena, TUHAN memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan (Yer.29:11).

Ucapan-ucapan sering tidak diperhitungkan, baik ketika orang berseloroh (bermain-main), maupun ketika orang tua marah kepada anaknya, maka keluarlah kata-kata; babi, karena anaknya malas; anjing, karena anaknya melawan; bodoh, karena anaknya tidak cepat menangkap apa yang disampaikan, dll. Padahal “menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.” (Mat.12:37). Sehingga ucapan yang keluar adalah proses untuk seseorang itu akan mengalami seperti apa yang diucapkan. Orang yang malas tambah malas, orang yang bodoh tambah bodoh, orang yang jahat tambah jahat, dll.

Perdukunan adalah tindakan yang menjijikan dihadapan TUHAN. Sebab perdukunan merupakan tanda persekutuan dengan Iblis. Dan bahagian orang yang melakukannya adalah celaka. Karena “Celakalah dukun-dukun perempuan yang mengikatkan tali-tali azimat pada semua pergelangan dan mengenakan selubung pada kepala semua orang, tua atau muda, untuk menangkap jiwa orang.” (Yeh.13:18a)

Ø Dulu, kalau Penulis sakit kadang-kadang dibawa ke dukun, sehingga ada kalanya Penulis tertidur sewaktu mendengarkan Firman TUHAN di dalam mengikuti kebaktian Minggu. Setelah selesai kotbah, maka secara otomatis Penulis terbangun.

Pemahaman tentang arwah, masih menguasai banyak orang, sehingga mereka masih percaya ada hubungan yang hidup dengan yang mati. Mereka mempercayai bahwa roh orang mati masih ada di kuburan atau gentayangan dan arwah (roh orang mati) masih bisa memberikan pertolongan, sehingga mereka datang ke kuburan, apabila mereka mau bepergian, menikah, sakit, mengalami kesusahan hati. Di kuburan mereka meletakkan rokok, makanan, sirih atau yang menjadi kebiasaan yang mati sewaktu masih hidup. Kemudian mereka berkata dengan arwah untuk mnyampaikan apa yang menjadi tujuan mereka.

Ø Dahulu orang tua saya memiliki pemahaman bahwa berdoa dikuburan untuk tercapainya cita-cita. Tahun 1991, Penulis menyampaikan keinginan hati untuk masuk ke STT dan orang tua setuju. Kemudian saya diajak untuk ziarah ke kuburan opung. Pemahaman saya sewaktu diajak ziarah adalah untuk membersihkan kuburan saja, tetapi dikemudian hari saya tahu, pengertian ziarah untuk menghormati orang tua supaya cita-cita dapat tercapai. Sebelum kami masuk ke daerah perkuburan, mamak saya membeli 1 botol bir (tutupnya dibuka di kedai itu) dan makanan ringan. Kemudian kami membersihkan kuburan, setelah kuburan ompung boru dari mamak dibersihkan, kemudian mamak mangandungi (meratap) sambil berbicara kepada opung (yang sudah mati dan dikuburan yang baru dibersihkan itu) dan menceritakan keinginan saya yang mau masuk ke STT. Setelah selesai mamak meratap, suatu keanehan terjadi, dimana dari botol bir itu keluar buih dengan derasnya. Tahun 1992, Penulis lulus ujian masuk STT. Di kampus ini saya mangalami gangguan, ketika saya berdoa; badan ini terasa seperti ada yang mengangkat, kepala semakin lama semakin membesar dan badan terasa berat sewaktu mau bangun, seperti ada yang menghimpit tubuh ini. Gangguan itu yang membuat saya mau cuti tahun 1993, tetapi tidak diizinkan orang tua. Di kampus saya mendapat pengertian bahwa Iblis dapat membuat tanda mujizat palsu (2 Tes.2:9-10), maka Iblis juga akan menghancurkan orang itu. Setelah saya mendapatkan pengertian itu, maka saya berdoa minta ampun atas persekutuan di kuburan. Setelah berdoa, maka saya tidak mengalami gangguan lagi. Terpujilah Tuhan Yesus

Ada istilah orang sakit karena diganggu arwah atau ada orang yang kerasukan arwah untuk menasihati orang yang hidup. Padahal tidak ada lagi hubungan antara orang hidup dengan orang yang sudah mati (bnd. Ayub 7:9-10). Orang yang mati tidak mungkin lagi punya kenangan dengan orang yang hidup, sehingga tidak mungkin orang yang sudah mati datang kepada yang hidup untuk menolong atau mengganggu (bnd. Pkh 9:5-6).

Ø Waktu Penulis melayani di Fakfak (Papua), ada seorang yang bekerja di RRI, dia mengalami gangguan yang dia tidak mengerti apa yang dihadapinya. Setiap dia melangkah dia merasakan seperti membawa beban, sehingga membuat dia sering gelisah. Rupanya dia pernah dirasuki oleh arwah mamaknya untuk menasehati saudara-saudaranya. Kemudian Penulis memberikan dia pilihan; percaya kepada sabda TUHAN atau percaya kepada arwah yang diceritakan saudara-saudaranya ketika dia kerasukan. Kemudian dia mengambil pilihan untuk hanya percaya kepada Tuhan Yesus. Setelah itu kami berdoa, barulah dia bebas dari beban yang selama ini menganggu dirinya. Terpujilah Tuhan Yesus .

Ketika ada orang tua atau kakek/nenek yang baru meninggal, maka ada yang meratapi jenazah sambil berbisik-bisik ke kuping jenazah. Padahal “...orang yang mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap. Baik kasih mereka, maupun kebencian dan kecemburuan mereka sudah lama hilang, dan untuk selama-lamanya tak ada lagi bahagian mereka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari” (Pkh 9:5-6). Hal ini dapat kita pelajari juga dari sikap Daud, ketika dia kehilangan orang yang dikasihinya. Setalah Daud mengetahui anaknya mati, Daud mengatakan: “selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis,...Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku” (2Sam.12:22-23). Maka tidak ada lagi hubungan antara orang hidup dan orang mati.

Ada juga yang meminta petunjuk atau menerima petunjuk dari orang yang kesurupan, padahal Imamat 20:6 “orang yang berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal, yakni yang berzinah dengan bertanya kepada mereka, TUHAN sendiri akan menentang orang itu dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya”)

Ø Penulis melayani satu keluarga di Langsa (Aceh), dimana anak mereka sering mengalami panas (demam) sekitar jam 6 sore. Penulis menanyakan orang tuanya, apa kejadian yang pernah dialami anak itu sekitar jam 6 sore sebelum dia mengalami gangguan itu. Orang tuanya menceritakan: sekitar jam 6 sore anak itu keluar dari kamar mandi dan matanya merah, kemudian mereka menyapa anaknya, namun suara anaknya berubah dan mengatakan: saya adalah opungnya, mengapa kalian tidak membuat tambakku (makam). Kemudian mereka pulang kampung untuk menaati keinginan arwah opung anak itu dan membuatkannya tambak. Setelah itulah anak itu sering demam sekitar jam 6 sore. Jadi, mereka seperti mengurus orang mati, karena anaknya sering bengong (termenung seperti orang yang kehilangan akal). Karena “orang yang turun ke dalam dunia orang mati tidak akan muncul kembali. Ia tidak lagi kembali ke rumahnya, dan tidak dikenal lagi oleh tempat tinggalnya” (Ayb 7:9-10)

Ada juga orang yang bersekutu dengan arwah melalui melihat arwah itu dengan mata jasmani, baik itu karena menuntut ilmu perdukunan atau karena mereka adalah keturunan dukun (bnd. Kel.20:5). Mereka dapat melihat arwah karena mata mereka sudah cemar, sehingga Iblis dapat menipu mereka, seolah-olah mereka melihat arwah, padahal Iblis lah yang menyamar sebagai orang yang mati, karena Iblis dan malaikatnya dilemparkan ke bumi untuk menyesatkan orang (Why 12:9 “Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya”). Jadi, setiap keseSatan adalah pekerjaan Satan atau Iblis.

Ø Penulis malayani seorang ibu (di Jayapura) yang mengalami kecelakaan. Si ibu menceritakan, ketika dia mengemudi bersama temannya dan keadaan di jalanan adalah sunyi, tiba-tiba ada orang di depannya dan dia mencoba menghindar supaya jangan menabrak orang itu, tetapi dia malah menabrak tembok yang dipinggir jalan, sehingga dia pingsan, sementara kawannya tidak pingsan. Setelah sadar, kawannya bertanya: kenapa tiba-tiba membelokkan setir (kemudi) ke kanan? Si ibu menjawab: ‘saya melihat ada orang di jalan’. Padahal di jalan tidak ada orang pada waktu itu. Ternyata mata si ibu dapat melihat arwah.

Mata jasmani hanya dapat melihat sesuatu yang jasmani, namun Iblis atau Satan membuat yang mata jasmani untuk melihat yang tidak kelihatan secara jasmani, supaya mereka mengalami keseSatan. Sebagai ilustrasi: kalau kita berada di bioskop, sebelum kita menonton film (gambar hidup), maka yang kita lihat adalah layar yang warnanya putih, namun setelah itu di layar bermunculanlah gambar atau orang yang bergerak, hal itu bisa terjadi karena di belakang penonton ada ‘slide projector’ (kaca bergambar). Demikian juga dengan mata kita, yang kita lihat adalah yang nyata, namun Iblis memainkan mata orang yang cemar, karena orang tuanya berdukun (Kel.20:5) atau karena matanya pernah dijamah dukun, sehingga mereka dapat melihat yang Iblis kehendaki, supaya mereka mengalami keseSatan.

Pada umumnya Iblis akan memakai orang terdekat yang bisa disamarkan, yaitu berupa arwah. Iblis bisa menyamarkan orang (bnd. 2 Kor.11:14) yang dekat dengan Iblis melalui perdukunan. Sehingga Iblis dapat dengan baik meniru prilakunya dan memunculkannya kepada orang yang mempunyai keterikatan dengan Iblis, baik itu ketika orang kesurupan atau orang yang dapat melihat arwah.

Jika kita mengalami kejadian diluar ketentuan TUHAN,

maka mengaku dosa adalah suatu tindakan iman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar