Ada orang yang dapat bernubuat dan melakukan mujizat, tapi tidak memiliki iman yang menyelamatkan (Mat.7:23), karena iman itu harus berisi ketaatan. Iman yang menyelamatkan adalah iman yang berisi ketaatan, yaitu jika hidup yang kita jalani adalah kehidupan yang mementingkan diri sendiri, berarti bahwa apa yang kita lakukan itu semua demi kepuasan pribadi kita. Kita berjalan sesuai keinginan sendiri, dan kita sama sekali tidak menanyakan kehendak Tuhan.
Keselamatan kita bergantung pada iman yang berisi ketaatan. Iman tanpa perbuatan adalah seperti burung tanpa sayap, walaupun dia dapat melompat-lompat bersama temannya di bumi, tetapi dia tak pernah terbang bersama mereka ke surga. Cara kita berhubungan dengan Tuhan, akan terlihat dari hubungan kita dengan sesama manusia.
Jika kita ingin belajar untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, belajarlah untuk mendekatkan diri kepada sesama manusia di dalam lingkungan keluarga Tuhan. Maka, iman kita tidak ditujukan kepada sesuatu yang berupa khayalan kita sendiri melainkan kepada Tuhan sebagaimana Dia adanya. Sehingga terjadilah kasih yang sejati, kasih yang bertumbuh dengan mata terbuka, ia akan menjadi semakin mendalam dan kuat menghadapi berbagai masalah dan kesulitan yang menghadang. Kasih semacam ini tidak melemah dengan adanya persoalan.