Rabu, 23 Desember 2009

Kasih dan Penderitaan,

Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
(Wahyu 3:19)

Kasih TUHAN menggambarkan kasih yang akrab, yang TUHAN nyatakan kepada kita. Kasih TUHAN yang memungkinkan kita melihat kenyataan-kenyataan rohani. Sehingga, keadaan kita yang jatuh ke dalam dosa dan penderitaan yang kita alami tidaklah dapat menghilangkan kasih TUHAN, penghajaran-penghajaran yang kita alami hanyalah merupakan ungkapan kasih sayang yang mendalam yang akan membawa kita kepada pertobatan.
 Pada tahun 2000, ketika penulis melayani di Sentani (Papua). Penulis melayani seorang ibu yang mengalami kegelisahan yang membuat badannya selalu lemah, oyong (goyah). Setelah dilayani, ditemukan penyebabnya: Ibu itu semasa gadisnya adalah seorang pekerja dan setelah dia berkeluarga dan mempunyai satu anak, maka ibu itu tidak bekerja lagi. Beban pikiran inilah yang membuat si ibu mengalami gangguan jasmani. Setelah diberi pengertian suami adalah kepala Rumah Tangga dan gaji suami sudah mencukupi, maka si ibu mendapat ketenangan. Setelah itu Penulis pulang dan memasukan kendaraan roda dua ke rumah, kaki Penulis tersentuh knalpot, waktu kaki terasa panas, maka Penulis mengucapkan terimakasih TUHAN, walaupun di dalam hati Penulis bertanya ‘Mengapa Penulis mengalami musibah, padahal baru melayani’. Setelah Penulis mengucap syukur, maka Penulis teringat pada saat SD (Sekolah Dasar) pernah berkelahi dan berjiwa pengecut. Ketika itu Penulis menendang kawan sekolah (menggunakan kaki yang terkena knalpot itu) kemudian melarikan diri. Setelah mengingat itu, Penulis mempertobatkan apa yang sudah Penulis lakukan 25 tahun yang lalu.

Pertobatan adalah perubahan hati, perubahan nyata dalam pikiran dan sikap.TUHAN turut berperan dalam pertobatan, sehingga manusia dimampukan dan dimotivasi untuk mengerjakan keselamatan (Flp 2:12-13). Maka, pertobatan
adalah karya TUHAN untuk menyembuhkan ketidak mampuan rohani manusia. TUHAN menarik manusia kepada-Nya dengan kuasa dan kepastian yang kokoh (1 Tes.1:5), TUHAN juga yang lebih dahulu bekerja dalam diri manusia, supaya manusia bertobat, maka manusia mampu menanggapi Injil (Kabar Baik), yaitu: TUHAN memenuhi janji-janji-Nya dan jalan keselamatan telah dibuka bagi semua orang.

Apakah kita sudah mengetahui penghajaran atau penderitaan yang kita alami membuat kita bertobat? Kalau kita sudah bertobat berarti hal itu karena kasih TUHAN, namun kalau penghajaran atau penderitaan yang kita alami membuat kita semakin jauh dari TUHAN, bahkan kita tidak mempercayai TUHAN lagi!!! Maka,sadarilah,hal itu adalah pekerjaan Iblis.

Iblislah yang membuat manusia menderita, sehingga Kita harus sadar bahwa Iblis memberi pengertian seolah-olah TUHAN lah yang membuat manusia menderita, maka manusia harus menjauh, bahkan menjadikan TUHAN sebagai musuhnya. Padahal kita mengalami penderitaan adalah karena pekerjaan Iblis. Iblislah yang bermaksud jahat dengan mencobai manusia untuk memberontak terhadap TUHAN. Sebab TUHAN tidak pernah mencobai siapapun (Yak.1:13).
 Pada tahun 1994, ketika Penulis liburan semester dari STT HKBP, kami (saya dan satu orang rekan kuliah) melayani di Name Halu, Nias. Ada seorang bapak yang merasa aneh, dimana rumahnya terbakar dan yang terbakar hanya atapnya saja (keadaan rumah disana: dapurnya terpisah dengan rumah, jadi diperkirakan api dari dapurlah yang menyebabkan kebakaran). Si Bapak adalah seorang penatua, si Bapak merenungkan semakin dia dekat dengan TUHAN (karena dia mengambil keputusan untuk menjadi penatua), semakin banyak penderitaan yang dialami: anaknya yang sakit-sakitan, rumahnya yang terbakar. si Bapak mengganggap TUHAN yang membuat dia menderita, sehingga si Bapak tidak bersemangat lagi menjadi seorang penatua. Penulis menyampaikan: TUHAN tidak pernah mencobai siapapun. Tentu penderitaan yang dialami adalah pekerjaan Iblis. Tetapi, kenapa si Bapak dapat diganggu oleh Iblis? Ternyata, ketika anaknya sakit dibawa kepada ‘orang pintar’ dan diberikan benda yang dijadikan jimat. Si Bapak mau menerima benda itu karena dikatakan berisi ayat Alkitab dan salib. Setelah Penulis membuka benda itu, di dalamnya ada ayat Alkitab, gambar salib yang dibungkus rapi dengan kain. Jadi, bukan untuk dibaca, tetapi sebagai jimat. Demikian juga waktu ia membangun rumah, diatasnya (dibumbungan) dibuat jimat dan sewaktu mau dibangun ditanya dahulu kepada ‘orang pintar’ (dukun). Hal itulah yang menyebabkan si Bapak menderita. Akhirnya, si Bapak menginsafi bahwa penderitaannya adalah pekerjaan Iblis dan ia bertobat.

Penderitaan dianggap sebagai gangguan atas dunia ciptaan TUHAN, karena seluruh ciptaan diciptakan dalam keadaan baik dan bebas dari penderitaan (Kej.1:31). Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, penderitaan pun timbul dalam bentuk pertentangan, kesakitan, kebinasaan dan maut (Kej.3:15-19). Maka, dibutuhkan suatu pribadi yang sanggup menyelamatkan kita dari penderitaan. Siapakah Dia? Yaitu Yesus. Sebab, pekerjaan Yesus Kristus adalah melepaskan kita dari:
1. penderitaan, kebinasaan dan maut (I Kor.15:21; Rm 8:21a “...manusia itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan”),
2. dosa (Mat.1:21b “karena Yesus lah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka”).

TUHAN mengasihi dan memperhatikan kita, maka TUHAN mengijinkan kita mengalami penderitaan, setelah kita melakukan pelanggaran atau dosa. Namun, penderitaan itu tidak membinasakan hidup kita, tetapi supaya kita mengalami kekuatan hati dan damai sejahtera, sebab Yesus telah mengalahkan penderitaan (Yoh.16:33 “semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia”).

Penderitaan senantiasa dapat menjadi beban persoalan yang selalu dirasa berat oleh manusia, karena dianggap didatangkan oleh TUHAN. Padahal TUHAN yang bertindak supaya manusia lepas dari penderitaan (Mzm 39:10). Maka, Manusia mempunyai kesempatan merenungkan: sampai di mana dia bisa hidup oleh iman, dan seberapa jauh dapat ditolaknya keinginan hatinya untuk mendapati penjelasan yang dapat diterima oleh akal, sebab iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr.11:1). Maka, kita beriman bahwa penderitaan itu tidak terlepas dari fakta, yaitu kasih TUHAN, keadilan dan kebenaran-Nya (Mzm 73:1-28).

Tuhan Yesus juga sudah memperingati kita bahwa kita akan mengalami berbagai penderitaan di dunia ini. Sehingga tidak ada seorangpun yang bebas dari penderitaan, karena setiap orang yang dapat bebas dari penderitaan yang satu, maka menanti penderitaan yang lain. Oleh karena itu, setiap orang harus membutuhkan kekuatan dari TUHAN untuk mengalahkan setiap penderitaan (Flp 4:13). Maka, bagi orang yang beriman, penderitaan menguatkan, tetapi bagi orang yang tidak beriman penderitaan itu menghancurkan.

Iman nyata dalam kehadiran dan kebaikan TUHAN yang menjadi penentu dalam keadaan yang dihadapi, walaupun penderitaan teramat pahit sekalipun (Mzm 73:21-23 “Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku”).

Iman sejati tidak menuntut untuk segera mengetahui dengan lengkap: mengapa TUHAN membiarkan kita mengalami penderitaan? Iman sejati dapat menahan penderitaan, walaupun dalam keadaan paling gawat sekalipun (Hab.2:3b “...apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh”).

Oleh karena itu, penderitaan yang kita alami adalah hal biasa (bnd. I Kor.10:13), karena hal itu sudah dinyatakan TUHAN melalui Petrus: Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu (I Ptr 4:12). Sehingga, setelah kita mengalami penderitaan:

1. kita mengetahui TUHAN dekat dengan kita (Mzm 34:19 “TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya”);

2. kita belajar mengenal Yesus dan bergantung kepada Yesus (Ibr 12:2b “Marilah kita melakukannya dengan mata tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia...”).

Ayub mengalami penderitaan dan dalam pergumulan penderitaannya Ayub sempat kehilangan semangat (putus asa), tetapi akhirnya Ayub sanggup bangkit kembali, karena dalam penglihatannya Ayub melihat TUHAN menantangnya, sehingga Ayub mendapat kepastian dan ia dapat menang mengatasi segala penderitaannya (Ayub 42:2 “aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal”).

Rasul Paulus juga sudah tiga kali berseru kepada TUHAN, supaya dia lepas dari penderitaan, karena adanya duri dalam daging, tetapi TUHAN menjawab: “cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2 Kor.12:9a). Paulus meyakini akan kasih TUHAN dan kasih TUHAN tak pernah habis dan terus mengalir untuk menguatkan manusia ketika menderita.
 Ada seorang penatua yang mengalami kesakitan pada kakinya. Kakinya mulai terasa sakit, setelah dia berkunjung ke pekuburan, kakinya masuk ke kuburan yang amblas, sejak saat itulah kaki mengalami kesakitan dan tentunya dia sudah berdoa dan sudah berobat, namun tidak sembuh juga, oleh karena tidak sembuh-sembuh, maka dia mencari pengobatan alternatif (perdukunan), sampai dia mendengar ada penatua yang mempunyai kemampuan mengobati secara ‘dappol tongosan’ (penatua ini menggunakan media tembakau, yang diurutkan pada kakinya sendiri, namun orang lain yang tidak bersamanya yang merasakan pengurutan itu), maka penatua yang kesakitan tadi ingin belajar pengobatan itu. Apakah pengobatan itu dari TUHAN, tentunya tidak (bnd. II Kor.11:14-15).

Sikap Rasul Paulus jelas, bukan tidak ada pada masa itu orang yang mempunyai keahlian supranatural (bnd. II Tes.2:9-10), namun dia tetap percaya kepada Tuhan Yesus, walaupun dia tidak sembuh (duri itu tetap dalam dagingnya).

Penderitaan dapat juga dipandang sebagai hajaran untuk:
1. memperbaiki cara hidup umat TUHAN (Ams 3:12 “Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi”);
2. menguji maupun memurnikan manusia (I Ptr 1:7, Rm 5:3 “Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan”);
3. mendekatkan manusia kepada TUHAN dalam rangka ketaatan dan persekutuan yang baru (Mzm 119:67 “Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu”),
maka penderitaan itu mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi TUHAN (Rm 8:28).

Penderitaan juga mempunyai makna bagi pengikut Yesus:
1. Pengikut Yesus turut menderita dalam penderitaan Kristus (Rm 8:17, II Kor.1:5 “Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah”),
2. Pengikut Yesus mengganggap dirinya wajib menanggung penderitaan (Flp 1:29 “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia”).
Maka apapun bentuk penderitaan pengikut Yesus adalah dalam rangka mengikut Yesus di jalan salib-Nya (Mat.14:24 “...setiap orang yang mau mengikut Yesus, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Yesus”).

Trimakasih Tuhan Yesus, untuk setiap penderitaan yang kualami, sehingga saat ini aku mengenal kasihMu dan ampunilah juga aku yang selama ini tidak menginsafi bahwa segala penderitaan yang kualami adalah dalam rangka kasihMu, bahkan aku pernah menjauh dariMu. Saat ini aku sadar, aku mengalami penderitaan supaya aku tetap mengerjakan keselamatan yang sudah Engkau anugerahkan kepadaku. Amin

“Penderitaan bukanlah akhir dari segalanya, tetapi penderitaan adalah awal untuk menikmati sukacita sorgawi, karena kasih Tuhan Yesus ”

Senin, 21 Desember 2009

Karya Tuhan Yesus,



Lihat, Yesus berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara Yesus dan membukakan pintu, Yesus akan masuk mendapatkannya dan Yesus makan bersama-sama dengan kita, dan kita bersama-sama dengan Yesus
bnd. Wahyu 3:20).

Pintu yaitu tempat untuk masuk dan keluar, sehingga ketika Tuhan Yesus mengetuk pintu hati manusia dan manusia mau mendengar suara Yesus dan membuka pintu hatinya, maka Tuhan Yesus masuk dan berkarya di dalam hidup manusia.Tuhan Yesus tidak pernah memaksakan diri untuk masuk ke dalam hati manusia, sebab itu Ia mengetok. Manusia harus membuka pintu hatinya untuk Tuhan Yesus, supaya manusia mengalami perubahan-perubahan dan menikmati karya keselamatan dari Tuhan Yesus.

Mengapa ada orang sukar untuk melakukan yang baik atau ada orang yang sukar bertobat, walaupun sudah lama didoakan? Bahkan sudah banyak yang mendoakannya, dan lagi dikatakan: TUHAN mahakuasa, apa tidak bisa dari kuasa (otoritas) TUHAN sendiri untuk merobah hati manusia supaya manusia tidak melakukan yang jahat lagi?!!

Firman TUHAN menyatakan Ia tidak pernah memaksakan kehendakNya, bahkan TUHAN selalu mengetok pintu hati manusia, jika manusia membuka hatinya, maka Tuhan Yesus masuk dan makan bersama-sama manusia. Artinya Tuhan Yesus menjadikan manusia sebagai rekan (sahabat) dalam kegiatan manusia sehari-hari, Pengertian makan adalah melakukan kehendak-Nya dan menyelesaikan pekerjaan-Nya (Yoh.4:34). Sungguh sangat berharga kita dihadapan TUHAN.

Tuhan Yesus terus dan akan tetap mengetok pintu hati manusia dan ini adalah kesempatan yang Tuhan Yesus berikan kepada manusia yang belum bertobat supaya mereka bertobat. Kesempatan itu sampai saat ini adalah sebagai bukti kesabaran TUHAN supaya manusia memperoleh keselamatan (II Ptr 3:15a “Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat”). TUHAN tidak menghendaki kematian orang jahat, melainkan Ia berkenan kepada pertobatan orang jahat itu dari kelakuannya supaya ia hidup (Yeh.33:11b “TUHAN tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan TUHAN berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup.”)

Manusia yang meraih kesempatan itu dapat menerima karya keselamatan yang Tuhan Yesus sediakan bagi kita, karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan (Rm 10:10). Kita mengaku bahwa Yesus adalah TUHAN dan Yesus bangkit dari antara orang mati (Rm 10:9) untuk menyelamatkan kita orang berdosa yang mau membuka hati untuk Tuhan Yesus.

Manusia diberi TUHAN pengharapan dan semangat untuk menghadapi kehidupan ini. Manusia sungguh sangat berharga dihadapan TUHAN, sehingga manusia ditebus dari perhambaan dosa, bukanlah dengan emas dan perak, melainkan dengan darah Yesus (I Ptr 1:18-19). Sehingga sekalipun Iblis mengintip dan mau mencondongkan hati manusia untuk memberontak kepada TUHAN, namun manusia dapat mengalahkan tipu daya Iblis karena karya TUHAN yang menyelamatkan itu.

Karena itu orang yang melakukan dosa, belum membuka hati dan belum menginsafinya lah yang sukar melakukan apa yang baik, karena karya Iblis selalu mengintip di depan pintu, sehingga hati yang tidak terbuka kepada Yesus, cenderung melakukan yang jahat atau karya Iblis . Dosa itu adalah buah perbuatan manusia karena melanggar Titah TUHAN (Kej.4:7b “.... ....Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya”).

TUHAN menyadarkan kita akan kedua gerak hati, yaitu gerak hati yang baik dan yang tidak baik. Jikalau kita berbuat baik (berkelakuan baik), maka muka kita akan berseri-seri, tetapi jikalau kita tidak berbuat baik (tidak berkelakuan baik), maka Iblis mengintai dan mengintip di depan pintu hati, Iblis sangat menggoda manusia. Dosa adalah kemungkinan yang senantiasa dapat terjadi dalam hidup manusia, sekalipun pintu dibuka sebelah saja (bagi pintu yang memiliki dua belah), seluruh isi rumah sudah bisa diamati dan dimasuki Iblis.

Dosa adalah suatu gairah dan hasrat (keinginan yang kuat) yang bergerak selalu dalam hati manusia, sehingga manusia menjadi medan pertempuran bagi gairah dan hasrat. Namun manusia mempunyai tanggung jawab untuk berkuasa atas gairah dan hasrat dosa. Mampukah manusia mengatasi gairah dan hasrat yang mendatangkan dosa?

Manusia akan gagal (tidak mampu) untuk mengalahkan gairah dan hasrat dosa, kalau itu adalah usaha manusia semata Namun keterbukaan pintu hati kita untuk Tuhan Yesus, hingga Tuhan Yesus bebas berkarya untuk membawa kita masuk kedalam rancanganNya, hal inilah yang mengalahkan gairah dan hasrat yang mendatangkan dosa itu.
 Se-orang nona yang dulunya beragama non-Kristen, suatu ketika dia menemukan Alkitab milik kepunyaan ayahnya (juga non-Kristen). Oleh karena, dia ingin tahu tentang agama Kristen, maka dia mengikuti ibadah Minggu. Pada waktu dia hadir dalam kebaktian Minggu itu, pendeta mendoakan orang yang hadir yang belum mengenal Tuhan Yesus, supaya terbuka hatinya, maka nona itu merasa bahwa ucapan pendeta itu untuk dirinya, kemudian nona itu membuka hatinya, meminata agar Tuhan Yesus memberikannya pengertian dan pengenalan akan Tuhan Yesus. Karena si nona sudah membuka hatinya, maka Tuhan Yesus berkarya dalam hidupnya. Sehingga, walaupun si nona mengalami penganiayaan dari saudara-saudaranya, tetapi dia tetap tidak mau meninggalkan kepercayaannya terhadap Tuhan Yesus sampai saat ini. Sungguh ajaib karya Tuhan Yesus, setelah manusia mau membuka hati. Terpujilah Tuhan Yesus

Dosa dikalahkan oleh karya Yesus melalui: kelahiran-Nya yang ajaib (Yes.9:5, Luk.1:31-33) dan hidup-Nya yang taat kepada Bapa secara sempurna (Ibr 5:7-9). Ketaatan Yesus Anak Manusia yang ditunjukkanNya yaitu melalui kematian-Nya di kayu salib, KebangkitanNya, kenaikanNya ke sorga. Yesus Anak Manusia menyatakan kerajaan-Nya atas sejarah umat manusia dan kedatangan-Nya yang kedua kali dengan penuh kemuliaan sampai selama-lamanya. Sampai selama-lamanya, Tuhan Yesus tetap menyertai serta menolong orang percaya (Flp 1:19, Kis.8:39) dan mengetok pintu hati manusia yang belum mengenalNya secara pribadi.

Di dalam manusia yang membuka hatinya, Tuhan Yesus berkarya untuk mendatangkan keselamatan melalui pengampunan-Nya dan ketika ada hamba Tuhan yang berkata-kata tentang keselamatan dan pengampunan, maka Tuhan Yesus memberi hati orang itu pengertian supaya mengerti apa yang dikatakan hamba TUHAN (seperti Kis.16:14b “Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan Paulus.”).

Iblis bersifat memaksa dan mendakwa manusia siang dan malam. Jikalau manusia jatuh ke dalam dosa, maka Iblis berkarya untuk melakukan penipuan-penipuan, supaya manusia itu akhirnya binasa.
 Ada seorang anak di Panti Asuhan yang menderita sakit asma menahun, kami berbicara berdua di kamarnya. Penulis menyampaikan bahwa sakit asma bisa karena tertekan dan menanyakan apa yang menyebabkan dia tertekan? Dahulu dia masuk ke Panti Asuhan karena mamaknya meninggal dan bapaknya tidak mampu mengasuh anak-anaknya. Kemudian bapaknya mengantarkanya ke Panti Asuhan dan berjanji suatu ketika akan menjemputnya. Ternyata hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, bapaknya tidak pernah datang, yang membuat dia semakin tertekan, dia mendengar bapaknya sudah meninggal, namun dia tidak percaya dan tetap tidak mau percaya, meskipun dia tidak melihat bapaknya di kampung, dan walaupun kakaknya sendiri telah menyampaikannya. Ketika Penulis menyampaikan apakah bapaknya mati atau belum, itu bisa dibuktikan. Anak itu langsung protes “bapakku masih hidup” dan menyatakan bahwa bapaknya sering datang menjenguknya dan dia bisa memanggil bapaknya untuk hadir saat itu juga, setelah itu perilaku berubah dan dia mengatakan bahwa bapaknya ada di kamar itu. Iblis berhasil membuat karya penipuan terhadap anak itu, dimana Iblis menyamar sebagai bapaknya yang sudah meninggal (bnd. II Kor.11:14). Setelah dia mau diinsafkan bahwa bapaknya sudah meninggal dan apa yang dia lihat dan panggil bapak adalah Iblis yang menyamar sebagai bapaknya, maka Iblis tidak dapat menipu anak itu lagi.

Iblis berkarya untuk menipu orang yang jatuh ke dalam dosa, sehingga Iblis mencondongkan hati mereka untuk meminta pertolongan dukun atau paranormal. Dukun adalah orang yang mendapat celaka, maka orang yang datang kepada dukun pasti akan ditimpa malapetaka (Yeh.13:18). Karena orang yang pergi ke dukun adalah orang yang tidak mau menerima karya TUHAN. Bisa saja mereka merasa mendapat pertolongan dari Iblis melalui dukun, tetapi hal itu sebenarnya adalah tipuan, karena karya Iblis adalah menipu dan menghipnotis (II Tes 2:9-10 “Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis , dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan muzijat-muzijat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka”).
 Ada seorang pemuda akan memasuki instansi pemerintahan, maka supaya dia bisa masuk, dia meminta pertolongan dukun, akhirnya pemuda itu dapat diterima di instansi pemerintahan, setelah dia bekerja beberapa tahun, dia mengalami sakit penyakit dan terus berlangsung bertahun-tahun bahkan setelah ia mempunyai istri dan anak, dia masih menderita sakit penyakit itu, dia tidak dapat menikmati hasil pekerjaanya, karena uangnya dipakai untuk berobat. Iblis lah yang berkarya, sehingga pemuda itu dulu dapat bekerja dan Iblis juga yang menggerogoti kehidupannya itu dan keluarganya. Waspadalah akan karya Iblis, sebab setiap orang yang menerima karya Iblis akan menjadi budaknya, dan mengalami kesengsaraan. Kenikmatan sesaatlah yang dikaryakan Iblis, sehingga nikmat tetapi membawa sengsara.

Ada juga orang yang percaya bahwa kalau manusia menderita, susah, sakit, karena kena guna-guna, sehingga harus meminta pertolongan dukun. Karena ada istilah yang mengatakan: “kalau dukun yang menyebabkan guna-guna, maka dicari pula dukun yang lebih kuat yang dapat menghilangkan guna-guna itu”.Istilah itu adalah kesesatan, Sebab, hanya TUHAN yang Mahakuasa dan Iblis sudah dikalahkan, maka pengikut TUHAN lebih berkuasa daripada pengikut Iblis. Sehingga karya Iblis harus dikalahkan oleh karya Tuhan Yesus.
 Seorang bapak mengalami gangguan penyakit pada bagian perutnya. Penyakit ini adalah penyakit kambuhan, kalau dia mengalami sakit itu seperti mau mati rasanya. Penyakit itu adalah karya Iblis, karena sejak masa mudanya dia kecewa dengan saudaranya yang menyusahkan orang tua mereka dan dia juga pernah ke dukun dan meminum ramuan dari dukun, ramuan-ramuan itu bersarang diperut, maka Iblis mendakwa dia melalui sakit perutnya. Setelah bapak itu mengampuni saudaranya dan minta ampun kepada Tuhan atas perdukunannya, bapak itu tidak mengalami sakit itu lagi. Karya Tuhan Yesus menyelamatkannya. Terpujilah Tuhan Yesus.

Jikalau kita ingin berubah dan menanggalkan manusia lama, maka kita harus membuka hati. Marilah kita dengar suara Yesus yang berseru-seru mengetok pintu hati dan segera membuka hati, supaya kita menerima karya Tuhan Yesus yang menyelamatkan kita. Oleh karena itu kita dapat berdoa seperti dibawah ini:
Tuhan Yesus, saat ini, aku mau mendengar suaraMu, karena Engkau yang selalu mengetok pintu hatiku, maka masuklah Engkau ya...Tuhan Yesus dan perbaharuilah hidupku ini dari waktu ke waktu, sehingga hidupku berkenan dihadapanMu dan beri aku kesadaran untuk minta ampun ketika aku jatuh ke dalam dosa, serta ampunilah aku yang selama ini melakukan yang Iblis sukai.
Berkaryalah Engkau dalam hidupku, supaya aku memiliki hati yang taat dan supaya aku menjadi hambaMu. Sehingga HambaMu dapat mengalahkan setiap karya Iblis yang selama ini menipu diriku. Maka mulai saat ini sampai selama-lama aku hanya milik Tuhan Yesus dan hanya Tuhan Yesus juruslamat pribadiku. Amin.



“Bukalah pintu hati saudara, maka Tuhan Yesus akan masuk dan saudara pasti menerima
karya Tuhan Yesus”


Senin, 09 November 2009

Bisa karena biasa


Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah

(I Tim.4:7)

Istilah ‘bisa karena biasa’, menunjukkan bahwa setiap orang bisa melakukan segala sesuatu yang dilakukan manusia lainnya. Orang bisa melakukannya, bukanlah semata-mata karena kemampuan atau bakat orang itu, tetapi karena sudah menjalani latihan-latihan dan apa yang sudah dilatih itu akan menjadi suatu kebiasaan yang baru, yang sebelumnya sangat sukar dilakukan atau tidak pernah bisa dilakukan.

Kebiasaan baru didapatkan bukan dari pemberian orang lain, tetapi suatu keadaan yang didapat karena membiasakan diri melakukan apa yang sudah dilihat atau didengarkan. Seseorang akan berhasil mencapai tujuannya, kalau dia sudah menjalani latihan-latihan. Tentunya didalam latihan diperlukan usaha-usaha. Usaha itu akan menghasilkan sesuatu yang memuaskan, kalau dilakukan dengan tekun. Karena itu, setiap kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Ketika gagal sekali, dicoba lagi, gagal lagi, dicoba lagi, kita dapat juga memperhatikan prilakunya semut (bnd. Ams 6:6-8), walaupun semut tidak kuat, tetapi semut menyediakan makanan di musim panas (bnd. Ams 30:25), sehingga pada umumnya orang yang tekunlah yang mencapai keberhasilan.

Jadi, keberhasilan bukan semata-mata karena bakat, tetapi karena diikuti dengan kemauan dan latihan-latihan, sehingga orang yang tidak berbakat pun bisa berhasil, karena mau menjalani latihan-latihan, sehingga kalau dilatih dalam hal yang baik, akan mempunyai kebiasaan yang baik, demikianlah sebaliknya, orang dilatih dalam hal yang jahat, akan mempunyai kebiasaan yang jahat.

Oleh karena itu, dikatakan: latihlah dirimu beribadah. Sehingga untuk mencapai keberhasilan latihan rohani itu adalah dengan menjauhi takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Takhayul dan dongeng nenek-nenek tua itu adalah

ajaran sesat atau cerita-cerita yang samasekali tidak suci dan bersifat dongeng saja, karena tidak mempunyai bobot dan mamfaat bagi kebahagian hidup orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Takhayul terjadi karena ada rasa takut dan terancam. Perasaan takut dan terancam yang bersumber karena tidak percaya bahwa hanya TUHAN satu-satunya yang bisa menolong kita dan memberikan damai sejahtera dan kehidupan yang kekal, sehingga kita tidak membutuhkan benda atau simbol-simbol binatang untuk mengantikan kemuliaan TUHAN (bnd Rm 1:22-23)

Ø Dulu sewaktu kecil, keluarga kami mempunyai kebiasaan, kalau kami bermimpi buruk, maka muka kami dicuci dengan air dari botol yang berisi campuran jeruk ‘purut’ dengan air, yang diletakkan di atas pintu kamar orangtua dan diikat dengan tali (supaya tidak jatuh ke bawah). Air jeruk purut ini adalah warisan keluarga. Waktu SMA, penulis mendapat pengertian bahwa kebiasaan itu tidak sesuai dengan kehendak TUHAN, maka hal itu saya sampaikan kepada mamak, namun mamak menolak untuk menyingkirkannya, dengan alasan hal itu telah lama dilakukan karena warisan keluarga dan tidak diperoleh dari dukun. Saya hanya bisa berseru kepada TUHAN. Pada suatu hari adik saya berlari-lari untuk masuk kamar orang tua dan dia menutup pintu dengan tergesa-gesa, waktu pintu dihempaskan, maka botol yang diatas pintu jatuh menimpa kepala adik, sehingga dia harus dibawa ke rumah sakit. Sejak itulah mamak saya tidak mengikuti lagi warisan keluarga itu. Jadi, TUHAN turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi-Nya (Rm. 8:28). Terpujilah Tuhan Yesus

Latihan tubuh adalah latihan untuk mengembangkan tubuh, bukan untuk mendapatkan tubuh. Para petani mengerjakan tanah, bukanlah untuk mendapatkan tanah, tetapi untuk mengembangkan apa yang mereka miliki. Sebab kalau kita ingin mengalami pertumbuhan jasmani, maka kita harus makan makanan jasmani. Pertumbuhan jasmani akan baik, kalau kita memilih makanan yang dibutuhkan tubuh. Demikian pula halnya dengan latihan rohani.

Latihan rohani itu adalah proses untuk melepaskan kebiasaan lama dan mengembangkan kebiasaan baik. Karena latihan rohani itu menggantikan dusta (Yoh.8:44c “sebab Iblis adalah pendusta dan bapa segala dusta”) dengan kebenaran (Yoh.14:6a “Yesus lah jalan dan kebenaran dan hidup”). Kita mendapatkan pertolongan Roh Kudus untuk mengembangkan kebiasaan baik itu, yaitu supaya kita tetap mengerjakan keselamatan (bnd.Flp 2:12-13). Maka, latihan rohani itu adalah usaha kerjasama antara Roh Kudus dengan kita.

Latihan rohani itu adalah untuk mencapai kebahagiaan hidup. Kebahagiaan hidup itu dicapai dengan melatih diri beribadah, supaya kita hidup berkenan dihadapan Tuhan Yesus. Kita berkenan dihadapan TUHAN melalui penghayatan iman dalam kata-kata (Mat.12:37 “menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum”) dan perbuatan (Yak.2:26b “iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati”). Karena latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.(I Tim.4:8)

Ø Sejak SD Penulis mempunyai hobby membaca komik, tetapi Penulis dilarang untuk membaca komik, selain membutuhkan uang, karena jarang berada di rumah, bahkan sering dimarah, sebab pergi diam-diam. Waktu SMP, Penulis juga mempunyai kegiatan ‘jualan rokok berjalan’ waktu liburan sekolah. Beberapa kali Penulis kepergok membaca komik, sehingga Penulis dilarang bapak berjualan. Situasi inilah yang membuat Penulis mengambil keputusan untuk tidak membaca komik lagi, dan menggantikannya dengan membaca Alkitab, sehingga setiap ada keinginan untk membaca komik, Penulis menggantikannya dengan membaca Alkitab, akhirnya penulis dapat membaca Alkitab dari Kejadian sampai Surat Yohanes. Tetapi orang tua sempat takut penulis jadi ‘Bibelon’. Di STT HKBP, Penulis membaca ulang Alkitab yang dulu sudah pernah dibaca dan menyelesaikan membaca seluruh isi Alkitab. Setelah menjadi Hamba TUHAN, barulah Penulis menyadari bahwa membaca Firman TUHAN itu telah menjadi makanan rohani. Firman TUHAN yang dibaca itu telah menjadi harta rohani yang terpendam dan menjadi pokok untuk pelayan Kristus. Terpujilah Tuhan Yesus

Karena Makanan rohani itu adalah Firman Tuhan, maka kita harus membiasakan diri membaca Firman Tuhan. Pada waktu kita membaca Firman Tuhan, mungkin kita tidak mengerti atau mungkin Firman Tuhan tidak mempunyai makna yang istimewa untuk diri kita pada saat itu, tetapi tetaplah kita membaca Firman Tuhan, karena suatu ketika Firman Tuhan yang kita baca itu akan mengubah hidup kita, memberi pengertian sehingga hidup kita berkenan dihadapan TUHAN.

Ada orang yang makan makanan rohani sekali seminggu dan ada pula yang makan makanan rohaninya setiap hari (Renungan Harian, gereja HKBP menyediakan Almanak dan ‘PHD’). Tentu pertumbuhan rohaninya berbeda. Kita pilih yang mana!!!

Membaca Firman Tuhan, bukan masalah harus dimengerti apa yang dibaca, baru dikatakan mengalami pertumbuhan, tetapi dengan membacanya kita sudah mengalami pertumbuhan, karena membaca Firman Tuhan itu bukan untuk pikiran, perasaan atau kehendak, tetapi adalah untuk ‘roh’(rohani) dan tidak harus membutuhkan penjelasan-penjelasan (bnd. I Ptr 2:2 “Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan”). Seorang bayi menerima apa yang diberikan si ibu kepadanya, tanpa harus bertanya pada ibunya. Demikian ketika kita lapar, kita tidak menolak nasi yang diberikan untuk dimakan dan tanpa mempersoalkan bagaimana proses penyediaan makanan nasi itu, karena kita tahu ibu mengasihi kita dan kita mengasihi ibu.

Kita makan makanan rohani adalah kehendak TUHAN (bnd. Yoh.4:34 “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya”). Makanan rohani itu membuat kita mengalami pertumbuhan rohani. Pertumbuhan rohani itu akan menuju kepada kedewasaan rohani, yaitu setelah kita mau latihan beribadah.

Latihan beribadah melalui doa juga menjadikan kita senantiasa mempunyai hubungan yang karib dengan TUHAN, sehingga kita senantiasa rindu untuk berkomunikasi dengan TUHAN, baik kita susah maupun senang. Komunikasi rohani itu menunjukkan pergaulan karib kita dengan TUHAN (bnd Yak.4:7-8), karena komunikasi kita dengan TUHAN adalah sejauh ‘doa’.

Doa adalah ucapan syukur dan pernyataan kehadiran TUHAN, sebab TUHANlah yang membantu kita dalam doa, jika kita berusaha untuk mengetahui dan melakukan kehendak TUHAN (Rm 8:14,26). Oleh karena itu doa dinyatakan setiap waktu dengan tiada putus-putusnya (Rm 12:12, Ef 6:13-18).

Doa adalah ibadah yang mencakup segala sikap hati manusia dalam berkomunikasi dengan TUHAN. Orang yang percaya kepada TUHAN melakukan pemujaan dan mengajukan permohonan dalam doa. Doa sebagai sikap hati manusia untuk senantiasa berhubungan dengan TUHAN. Doa menunjukkan persekutuan kita dengan TUHAN. Maka, seseorang dapat berdoa kepada TUHAN, karena hati atau rohnya telah dijamah oleh TUHAN.

Ø Seperti Saulus (nama Paulus sebelum bertobat), waktu hatinya berkobar-kobar mengancam dan membunuh murid-murid TUHAN, dalam perjalanan Saulus ke Damsyik, ia mau mendengar suara TUHAN. Setelah Roh Yesus Kristus menyatakan diri kepada Saulus, disebutkan: “Saulus sekarang berdoa” (Kis.9:11). Inilah pertama sekali Saulus berdoa, sebab begitu dalam perubahan hatinya yang diakibatkan oleh jamahan Roh Yesus (Flp.1:19),sejak saat itulah dia menjadi pendoa dan selalu berkomunikasi dengan TUHAN (Kis.22:17-21).

Mengapa ada orang yang sukar berdoa? sebab hati atau rohnya belum dijamah oleh TUHAN, karena rohnya masih ditangkap Iblis(Yeh.13:18). Apakah jamahan itu harus seperti yang dialami Paulus? Mengapa ada orang mudah terganggu untuk berdoa? karena capek, terburu-buru, sibuk, ribut, sulit konsentrasi!!! Atau tidak ada tempat khusus, waktu khusus untuk berdoa! Jadi apa yang dibutuhkan untuk berdoa? Yang dibutuhkan orang dalam berdoa adalah sikap khusus.

Sikap khusus itu tidak dibatasi oleh waktu atau tempat, tidak harus lipat tangan atau tutup mata, karena TUHAN itu adalah Roh (II Kor.3:17), sehingga setiap orang yang berseru kepada TUHAN adalah di dalam roh dan kebenaran (bnd Yoh.4:24). Setiap saat dan dalam keadaan apapun kita dapat berdoa. Baik ketika kita bersukacita, berdukacita, sambil berjalan, berlari, bekerja, sedang mengalami musibah, kita tetap dapat berdoa. Maka, untuk berdoa tidak ditentukan waktu khusus atau tempat khusus, tetapi sikap khusus.

Orang yang percaya kepada Yesus , sibuk dengan latihan-latihan Kristen yang layak dan giat (I Kor.9:25 “Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk meperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh mahkota yang abadi”). Maka, orang yang sudah menjalani latihan rohani, baik itu dalam makan makanan rohani maupun berkomunikasi (doa), akan menuju kedewasaan rohani.

Orang yang dewasa rohanilah yang dapat melakukan yang baik tanpa melibatkan diri dengan perbuatan jahat, sebab orang yang mendua hati tidak tenang dalam hidupnya (Yak.1:8) dan tidak ada dusta untuk kebaikan (Mat.5:37 “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat”). Oleh karena itu, orang yang percaya Yesus, harus menjaga dirinya dengan trampil secara rohani, yaitu dengan makan makanan rohani dan berkomunikasi (doa) di dalam roh dan kebenaran.

Bagaimana caranya supaya kita dapat melakukan makan makanan rohani, sekaligus berkomunikasi dengan TUHAN, bukan saja pada waktu partangiangan (ibadah) atau hari Minggu, tetapi dapat dilakukan setiap saat dan dimanapun?. Ini adalah contoh makanan rohani dan doa (Mat.6:9-13):

Bapa kami yang di sorga,

Dikuduskanlah nama-Mu,

datanglah Kerajaan-Mu,

jadilah kehendak-Mu

di bumi seperti di sorga.

Berikanlah kami pada hari ini

makanan kami yang secukupnya

dan ampunilah kami akan kesalahan kami,

seperti kami juga mengampuni

orang yang bersalah kepada kami;

dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,

tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.

Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa

dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.

Latihan beribadah adalah membiasakan diri dengan makan makanan rohani atau berdoa

kemuliaan dan berkat

Kemuliaan dan Berkat

Kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar

(2Kor.3:18).

.

Sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, manusia itu segambar dengan rupa TUHAN (bnd.Kej.1:26). Hal ini berarti bahwa manusia itu pernah mempunyai hubungan yang indah dengan TUHAN, sehingga manusia itu mendapat berkat. Namun karena manusia telah jatuh ke dalam dosa, maka manusia itu mendapat kutuk.

Gambaran adalah tiruan yang serupa dengan yang asli. Sehingga kalau gambarnya berbeda dengan yang asli, maka gambaran itu telah rusak. Gambaran yang telah rusak mengakibatkan pancaran dari yang asli juga telah rusak. Sehingga segala sesuatu dapat menjadi kacau. Seharusnya mendapat berkat, tetapi kutuklah yang datang.

Kita diciptakan segambar dengan rupa TUHAN, maka kita segambar didalam pikiran, perasaan dan kehendak TUHAN. Namun manusia telah jatuh ke dalam dosa (Rm 3:23), sehingga pikiran, perasaan dan kehendak manusia tidak sama lagi dengan TUHAN. Seharusnya kita mendapat berkat, tetapi kutuklah yang datang.

Manusia itu cendrung untuk mau menerima berkat dan menolak kutuk. Sehingga perlu diketahui apa yang mendatangkan berkat, yaitu jika kita baik-baik mendengarkan suara TUHAN (Im.26:3-6 ”Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya, maka Aku akan memberi kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu memberi hasilnya dan pohon-pohonan di ladangmu akam memberi buahnya. Lamanya musim mengirik bagimu akan sampai kepada musim memetik buah anggur dan lamanya musim memetik buah anggur akan sampai kepada musim menabur. Kamu akan makan makananamu sampai kenyang

dan diam di negerimu dengan aman tenteram. Dan Aku akan memberi damai sejahtera di dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apa pun; Aku akan melenyapkan binatang buas dari negeri itu, dan pedang tidak akan melintas di negerimu”) dan yang menyebabkan orang kena kutuk, yaitu jika orang tidak mendengarkan suara TUHAN (Im.26:14-16 “Tetapi jikalau kamu tidak mendengarkan Daku, dan tidak melakukan segala perintah itu, jikalau kamu menolak ketetapan-Ku dan hatimu muak mendengar peraturan-Ku, sehingga kamu tidak melakukan segala perintah-Ku dan kamu mengingkari perjanjian-Ku maka Aku pun akan berbuat begini kepadamu, yakni Aku akan mendatangkan kekejutan atasmu, batuk kering serta demam, yang membuat mata rusak dan jiwa merana; kamu akan sia-sia menabur benihmu, karena hasilnya akan habis dimakan musuhmu”)

Oleh karena itu, supaya kita mendapatkan berkat, maka gambaran kita harus disesuaikan kembali dengan gambaran Yesus. Sebab TUHAN lah yang menentukan kita untuk segambar dengan-Nya (Rm 8:29Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya...”). Sehingga manusia mengenakan pikiran, perasaan dan kehendak yang sudah diperbaharui di dalam kebenaran dan kekudusan (Ef.4:24). Pikiran, perasaan dan kehendak itu diperbaharui melalui pengakuan dosa (1Yoh.1:9 “Jika kita mengaku dosa kita, maka Yesus adalah setia dan adil, sehingga Yesus akan mengampuni dan menyucikan kita dari segala kejahatan).

Manusia itu akan sama kembali dengan gambaran TUHAN, setelah ada penyesuaian dengan Pikiran, Perasaan dan Kehendak TUHAN, sehingga manusia sebagai cerminan rupa TUHAN itu harus diperbaharui dalam hal: Pikiran dan Perasaan (Flp 2:5 “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus”) serta diperlengkapi segala yang baik untuk melakukan kehendak TUHAN (bnd. Ibr.13:21).

Setelah manusia itu segambar kembali dengan rupa TUHAN, maka manusia itu mendapat berkat menjadi ‘kepala’ (Ul.28:13a “TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepada dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN”). ‘Kepala’ disini bukan berarti: mempunyai jabatan yang menentukkan, kekayaan, kesehatan. Tetapi segala sesuatu yang dipikirkan itu di kepala dan diputuskan juga di kepala, maka setiap pikiran, perasaan dan kehendak, diproses di kepala. Ketika dia kaya, dia menyadari kekayaan dari TUHAN yang dinikmati dengan berbelas kasihan kepada orang lain (bnd. Ams 19:17); kalau dia miskin, dia menyadari bahwa dia mempunyai keuntungan yang besar dengan mencukupkan diri dengan apa yang ada (bnd. I Tim.6:6); kalau dia lemah, dia meminta kesembuhan, tetapi tidak sembuh, maka dia menyadari mendapatkan kekuatan dari TUHAN (Flp 4:13Segala perkara dapat kutanggung didalam Yesus yang memberi kekuatan kepadaku”).

Pikiran Tuhan supaya kita menguasai apa yang TUHAN ciptakan (Kej.1:26 “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa terhadap ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi”). Sehingga, jika kita tidak dapat makan sesuatu yang TUHAN ciptakan, maka ada sesuatu yang menghalangi yang harus diselesaikan, supaya kita dapat menikmati ciptaan TUHAN.

Ø Pada tahun 1993, waktu Penulis merenungkan: kenapa Penulis tidak dapat memakan makanan kerang, padahal manusia diberi kuasa untuk menikmati segala ciptaan TUHAN, berarti ada sesuatu yang terjadi yang menyebabkan saya sebagai gambaran TUHAN tidak dapat menikmati apa yang sudah dijadikan TUHAN, setelah itu Penulis berdoa kepada TUHAN, ketika itulah Penulis ingat pada tahun 1988 pernah makan kerang sampai muntah-muntah. Kemudian Penulis berdoa minta ampun karena pada waktu itu Penulis makan kerang dengan lahapnya, sehingga Penulis muntah-muntah. Setelah selesai berdoa, maka Penulis mencari masakan makanan kerang dan memakannya, puji TUHAN Penulis tidak terganggu lagi waktu memakan makanan kerang.

Pikiran Tuhan supaya kita tidak berhutang (Rm 13:8a“Jangan kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi.”), sehingga kita sedang melatih diri kita untuk mencukupkan diri dalam segala keadaan (Flp 4:11b “sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalan segala keadaan”) dan kita tahu TUHAN sanggup melimpahkan segala kasih karunia-Nya, sehingga kita senantiasa berkecukupan (bnd. 2Kor.9:8). Sebab “ibadah itu kalau disertai dengan rasa cukup, memberi keuntungan besar” (I Tim.6:6).

Ø Pada tahun 2004, waktu itu kami mengalami kesulitan, karena tidak ada uang untuk membeli beras dan kami sedang menampung seorang anak yang kami sekolahkan, karena orang tuanya tidak mampu. Kami taati Pikiran Tuhan supaya kami tidak berhutang, walaupun kami mempunyai kesempatan untuk meminjam uang atau beras dari tetangga. Sehingga selama tiga hari kami tidak makan nasi. Kami menggantikan makan nasi dengan pepaya dan singkong yang kami tanam. Karena kami taati Pikiran Tuhan, maka sejak itu kami tidak pernah kekurangan dalam hal makan nasi. Terpujilah Tuhan Yesus

Upah akan menjadi berkat bagi seorang pekerja, kalau ia melakukan pekerjaan itu sebagai tanggungjawab manusia yang diciptakan segambar dengan rupa TUHAN (Rm 4:4 ”kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya”). Haknya kita untuk menikmati hasil pekerjaan, namun kita tidak dapat menikmati hasil pekerjaan. Misalnya: memakai STTB yang direkayasa, tidak sesuai prosedur yang benar.

Seorang pegawai atau seorang karyawan akan menerima upahnya di dalam sukacita dan damai sejahtera, karena mereka bekerja sesuai dengan ketentuan di dalam pekerjaan. Dan mereka mau mencukupkan diri dengan gajinya (Luk.3:14b “Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu”). Karena gaji yang diterima dengan rasa cukup itu akan menjadi keuntungan yang besar, sebab cukup di dalam makanan dan pakaian atau yang menjadi kebutuhan pokok (I Tim.6:8-10 “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan

ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah meyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka”). Sehingga, ketika sesorang

tidak merasa cukup, dia akan berdusta, mencuri, korupsi, dll. Dia akan berusaha kerja siang malam, maka dia tidak menikmati pembagian waktu yang sudah diatur oleh TUHAN, ada waktu untuk istirahat, tetapi dia gunakan untuk bekerja, maka dia menyiksa diri dengan berbagai kesusahan.

Sebagai seorang pedagang, kita dituntut untuk bisa menyakinkan pembeli, supaya mereka mau membeli dagangan kita. Cara yang umum dilakukan pedagang setelah terjadi tawar menawar, maka pedagang menyampaikan bahwa modalnya saja tidak dapat, misalnya dia mengatakan bahwa modalnya 50.000, padahalnya modalnya 35.000, maka sudah terjadi dusta dalam berdagang, sehingga berkat TUHAN tidak dapat dinikmati karena setiap orang yang berdusta ber’bapa’kan Iblis (Yoh.8:44 “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab didalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab Iblis adalah pendusta dan bapa segala dusta”).

Jadi, bagaimana supaya tidak ada unsur dusta didalam berdagang? Supaya mereka tertarik untuk membeli!. Kita tidak perlu memberitahukan berapa modalnya, sebab tanpa kita beritahukan berapa modalnya, mereka akan tetap membelinya, karena mereka membutuhkan dan menyukainya dan yang terutama adalah kita berseru kepada TUHAN (Yer.33:3 “berserulah kepada-Ku, maka Aku akan mehjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak tepahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui”). Walaupun sedang terjadi tawar menawar, kita dapat berkomunikasi dengan TUHAN, karena TUHAN itu adalah Roh (II Kor.3:17a”Sebab TUHAN adalah Roh”) dan barangsiapa berseru kepada TUHAN, harus berseru didalam roh dan kebenaran (bnd. Yoh.4:24). Jadi, yang menjadi daya tarik itu adalah karya TUHAN.

Oleh karena kita segambar dengan rupa TUHAN, maka rancangan TUHAN terhadap kita adalah rancangan damai sejahtera, sehingga kita mempunyai masa depan yang penuh harapan (Yer.29:11 “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”). Kita mempunyai masa depan yang penuh harapan, yaitu kalau kita sudah lepas dari kutuk dan kita kembali mencerminkan kemuliaan TUHAN, karena di luar TUHAN kita tidak dapat berbuat apa-apa (bnd Yoh.15:5).

Kita terkutuk, karena kita gagal menaati firman TUHAN, tetapi Yesus menyelamatkan kita dengan menjadi kutuk bagi kita dan cara kematianNya membuktikan bahwa Yesus mati menggantikan kita. (Gal.3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!”). Yesus menebus manusia berarti membebaskan manusia dari kutuk dengan pembayaran yang mahal, yaitu darah Kristus (bnd. I Ptr 1:18-19).

Kenapa orang mengalami masalah atau penderitaan? Apakah sedang terkena kutuk!. Ada orang takut kena guna-guna (santet), padahal TUHAN Mahakuasa dan Iblis adalah pihak yang kalah (bnd. Why.12:7-9), maka kita tidak perlu takut terhadap Guna-guna atau mantera-mantera atau tenungan-tenungan, sebab keajaiban yang diperbuat oleh TUHAN (Bil.23:23).

Ada orang menerima gaji, namun dia tidak merasa cukup, karena pekerjaannya diperoleh melalui suap, dusta. Ada orang yang mencari pekerjaan, tapi tidak mendapatkannya, karena terjadi manipulasi untuk meraih STTB. Ada orang mencari atau menunggu jodoh, tapi belum mendapatkannya, karena pernah disakiti lawan jenis dan tetap sakit hati (kecewa). Ada orang kesusahan, tapi tidak mendapatkan penghiburan dan kekuatan dari Tuhan (bnd. Flp 4:13).

Oleh karena itu perlu doa pembatalan kutuk. Berikut ini adalah contoh doa:

Tuhan Yesus, saya menyadari apa yang saya alami saat ini adalah kutukan. Oleh karena itu saya minta ampun atas segala dosa yang telah saya perbuat yang menyebabkan saya mendapat kutukan, dan saya tahu Yesus mati bagi saya untuk membatalkan kutuk itu, sehingga saat ini saya kembali mencerminkan kemuliaan TUHAN dan sampai selama-lamanya saya mendapatkan pertolongan Tuhan Yesus. Amin

Sabtu, 31 Oktober 2009

Pengakuan dosa

Pengakuan dosa

Jika kita mengaku dosa kita, maka Yesus adalah setia dan adil, sehingga Yesus akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan

(1 Yoh.1:9)

TUHAN itu adalah kudus, sedangkan kita adalah orang yang berdosa, sehingga kita harus senantiasa hidup di dalam kekudusan, supaya kita dapat bersekutu dengan TUHAN dan kita dapat menikmati berkat-berkat TUHAN (Yos.3:5 “Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu”). Kita tidak akan mampu hidup kudus, kalau itu usaha manusia semata. Karena itulah kita harus menerima janji yang diberikan oleh TUHAN dan percaya kepada Tuhan Yesus yang akan mengampuni kita, yaitu jikalau kita mengaku dosa, karena semua orang telah berbuat dosa (Rm 3:23), bahkan ketika di dalam kandungan pun kita sudah berdosa (Mzm 51:7b “dalam dosa aku dikandung ibuku”).

Dosa mempunyai arti kejahatan atau tidak menaati hukum (bnd. 1 Yoh.3:4) dan juga lalai di dalam melakukan pekerjaan TUHAN (Yer.40:10a “Terkutuklah orang yang melaksanakan perkerjaan TUHAN dengan lalai”).

Manusia diciptakan untuk hidup bersekutu dangan TUHAN, tetapi ketika mereka jatuh ke dalam dosa, mereka merasa malu dan takut berjumpa dengan TUHAN (bnd. Yoh.3:20a “Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu”). Sehingga kejatuhan manusia ke dalam dosa menyebabkan perubahan sikap mereka kepada TUHAN, yaitu mereka menunjukkan pemberontakan, baik dalam hati maupun perbuatannya(bnd. Kej.3:7-9), seperti Daud pernah mengungkapkan: “terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa…” (Mzm 51:6a).

Kejatuhan manusia ke dalam dosa juga mendatangkan bencana alam (bnd. Kej.3:17), karena pada mulanya

manusia diberi kuasa terhadap ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi (Kej.1:26). Sehingga status kita sebagai orang percaya diberikan kuasa untuk menikmati ciptaan TUHAN.

Ø Sejak tahun 1988, Penulis tidak dapat makan makanan kerang, kalau ada makanan kerang di meja, maka Penulis merasa mual. Pada tahun 1993, Penulis bergumul tentang makan kerang itu. Penulis bergumul, karena sebagai pelayan TUHAN, Penulis melayani ke daerah-daerah tertentu, bagaimana nantinya kalau di daerah itu hanya tersedia makanan kerang, hal itu tentu akan membuat mereka repot. Penulis berdoa kepada TUHAN, ketika itulah Penulis ingat pada tahun 1988 pernah makan kerang sampai muntah-muntah. Kemudian Penulis berdoa minta ampun karena pada waktu itu Penulis makan kerang dengan lahapnya, sehingga tidak menguasai diri. Setelah selesai berdoa, maka Penulis langsung mencari masakan kerang dan memakannya, puji TUHAN Penulis tidak alergi lagi terhadap makanan kerang.

Banyak orang yang membaca ramalan bintang (horoskop) sebagai iseng-iseng saja, tapi ada juga yang percaya terhadap yang diramalkan melalui bintangnya. Padahal orang yang percaya kepada horoskop akan ditinggalkan oleh TUHAN (Yes. 47:13 “Engkau telah payah karena banyaknya nasihat! Biarlah tampil dan menyelamatkan engkau orang-orang yang meneliti segala penjuru langit (berarti: TUHAN tidak tampil lagi menyelamatkan), yang menilik bingtang-bintang dan yang pada bulan baru memberitahukan apa yang terjadi atasmu!”). Karena, TUHAN memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan (Yer.29:11).

Ucapan-ucapan sering tidak diperhitungkan, baik ketika orang berseloroh (bermain-main), maupun ketika orang tua marah kepada anaknya, maka keluarlah kata-kata; babi, karena anaknya malas; anjing, karena anaknya melawan; bodoh, karena anaknya tidak cepat menangkap apa yang disampaikan, dll. Padahal “menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.” (Mat.12:37). Sehingga ucapan yang keluar adalah proses untuk seseorang itu akan mengalami seperti apa yang diucapkan. Orang yang malas tambah malas, orang yang bodoh tambah bodoh, orang yang jahat tambah jahat, dll.

Perdukunan adalah tindakan yang menjijikan dihadapan TUHAN. Sebab perdukunan merupakan tanda persekutuan dengan Iblis. Dan bahagian orang yang melakukannya adalah celaka. Karena “Celakalah dukun-dukun perempuan yang mengikatkan tali-tali azimat pada semua pergelangan dan mengenakan selubung pada kepala semua orang, tua atau muda, untuk menangkap jiwa orang.” (Yeh.13:18a)

Ø Dulu, kalau Penulis sakit kadang-kadang dibawa ke dukun, sehingga ada kalanya Penulis tertidur sewaktu mendengarkan Firman TUHAN di dalam mengikuti kebaktian Minggu. Setelah selesai kotbah, maka secara otomatis Penulis terbangun.

Pemahaman tentang arwah, masih menguasai banyak orang, sehingga mereka masih percaya ada hubungan yang hidup dengan yang mati. Mereka mempercayai bahwa roh orang mati masih ada di kuburan atau gentayangan dan arwah (roh orang mati) masih bisa memberikan pertolongan, sehingga mereka datang ke kuburan, apabila mereka mau bepergian, menikah, sakit, mengalami kesusahan hati. Di kuburan mereka meletakkan rokok, makanan, sirih atau yang menjadi kebiasaan yang mati sewaktu masih hidup. Kemudian mereka berkata dengan arwah untuk mnyampaikan apa yang menjadi tujuan mereka.

Ø Dahulu orang tua saya memiliki pemahaman bahwa berdoa dikuburan untuk tercapainya cita-cita. Tahun 1991, Penulis menyampaikan keinginan hati untuk masuk ke STT dan orang tua setuju. Kemudian saya diajak untuk ziarah ke kuburan opung. Pemahaman saya sewaktu diajak ziarah adalah untuk membersihkan kuburan saja, tetapi dikemudian hari saya tahu, pengertian ziarah untuk menghormati orang tua supaya cita-cita dapat tercapai. Sebelum kami masuk ke daerah perkuburan, mamak saya membeli 1 botol bir (tutupnya dibuka di kedai itu) dan makanan ringan. Kemudian kami membersihkan kuburan, setelah kuburan ompung boru dari mamak dibersihkan, kemudian mamak mangandungi (meratap) sambil berbicara kepada opung (yang sudah mati dan dikuburan yang baru dibersihkan itu) dan menceritakan keinginan saya yang mau masuk ke STT. Setelah selesai mamak meratap, suatu keanehan terjadi, dimana dari botol bir itu keluar buih dengan derasnya. Tahun 1992, Penulis lulus ujian masuk STT. Di kampus ini saya mangalami gangguan, ketika saya berdoa; badan ini terasa seperti ada yang mengangkat, kepala semakin lama semakin membesar dan badan terasa berat sewaktu mau bangun, seperti ada yang menghimpit tubuh ini. Gangguan itu yang membuat saya mau cuti tahun 1993, tetapi tidak diizinkan orang tua. Di kampus saya mendapat pengertian bahwa Iblis dapat membuat tanda mujizat palsu (2 Tes.2:9-10), maka Iblis juga akan menghancurkan orang itu. Setelah saya mendapatkan pengertian itu, maka saya berdoa minta ampun atas persekutuan di kuburan. Setelah berdoa, maka saya tidak mengalami gangguan lagi. Terpujilah Tuhan Yesus

Ada istilah orang sakit karena diganggu arwah atau ada orang yang kerasukan arwah untuk menasihati orang yang hidup. Padahal tidak ada lagi hubungan antara orang hidup dengan orang yang sudah mati (bnd. Ayub 7:9-10). Orang yang mati tidak mungkin lagi punya kenangan dengan orang yang hidup, sehingga tidak mungkin orang yang sudah mati datang kepada yang hidup untuk menolong atau mengganggu (bnd. Pkh 9:5-6).

Ø Waktu Penulis melayani di Fakfak (Papua), ada seorang yang bekerja di RRI, dia mengalami gangguan yang dia tidak mengerti apa yang dihadapinya. Setiap dia melangkah dia merasakan seperti membawa beban, sehingga membuat dia sering gelisah. Rupanya dia pernah dirasuki oleh arwah mamaknya untuk menasehati saudara-saudaranya. Kemudian Penulis memberikan dia pilihan; percaya kepada sabda TUHAN atau percaya kepada arwah yang diceritakan saudara-saudaranya ketika dia kerasukan. Kemudian dia mengambil pilihan untuk hanya percaya kepada Tuhan Yesus. Setelah itu kami berdoa, barulah dia bebas dari beban yang selama ini menganggu dirinya. Terpujilah Tuhan Yesus .

Ketika ada orang tua atau kakek/nenek yang baru meninggal, maka ada yang meratapi jenazah sambil berbisik-bisik ke kuping jenazah. Padahal “...orang yang mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap. Baik kasih mereka, maupun kebencian dan kecemburuan mereka sudah lama hilang, dan untuk selama-lamanya tak ada lagi bahagian mereka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari” (Pkh 9:5-6). Hal ini dapat kita pelajari juga dari sikap Daud, ketika dia kehilangan orang yang dikasihinya. Setalah Daud mengetahui anaknya mati, Daud mengatakan: “selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis,...Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku” (2Sam.12:22-23). Maka tidak ada lagi hubungan antara orang hidup dan orang mati.

Ada juga yang meminta petunjuk atau menerima petunjuk dari orang yang kesurupan, padahal Imamat 20:6 “orang yang berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal, yakni yang berzinah dengan bertanya kepada mereka, TUHAN sendiri akan menentang orang itu dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya”)

Ø Penulis melayani satu keluarga di Langsa (Aceh), dimana anak mereka sering mengalami panas (demam) sekitar jam 6 sore. Penulis menanyakan orang tuanya, apa kejadian yang pernah dialami anak itu sekitar jam 6 sore sebelum dia mengalami gangguan itu. Orang tuanya menceritakan: sekitar jam 6 sore anak itu keluar dari kamar mandi dan matanya merah, kemudian mereka menyapa anaknya, namun suara anaknya berubah dan mengatakan: saya adalah opungnya, mengapa kalian tidak membuat tambakku (makam). Kemudian mereka pulang kampung untuk menaati keinginan arwah opung anak itu dan membuatkannya tambak. Setelah itulah anak itu sering demam sekitar jam 6 sore. Jadi, mereka seperti mengurus orang mati, karena anaknya sering bengong (termenung seperti orang yang kehilangan akal). Karena “orang yang turun ke dalam dunia orang mati tidak akan muncul kembali. Ia tidak lagi kembali ke rumahnya, dan tidak dikenal lagi oleh tempat tinggalnya” (Ayb 7:9-10)

Ada juga orang yang bersekutu dengan arwah melalui melihat arwah itu dengan mata jasmani, baik itu karena menuntut ilmu perdukunan atau karena mereka adalah keturunan dukun (bnd. Kel.20:5). Mereka dapat melihat arwah karena mata mereka sudah cemar, sehingga Iblis dapat menipu mereka, seolah-olah mereka melihat arwah, padahal Iblis lah yang menyamar sebagai orang yang mati, karena Iblis dan malaikatnya dilemparkan ke bumi untuk menyesatkan orang (Why 12:9 “Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya”). Jadi, setiap keseSatan adalah pekerjaan Satan atau Iblis.

Ø Penulis malayani seorang ibu (di Jayapura) yang mengalami kecelakaan. Si ibu menceritakan, ketika dia mengemudi bersama temannya dan keadaan di jalanan adalah sunyi, tiba-tiba ada orang di depannya dan dia mencoba menghindar supaya jangan menabrak orang itu, tetapi dia malah menabrak tembok yang dipinggir jalan, sehingga dia pingsan, sementara kawannya tidak pingsan. Setelah sadar, kawannya bertanya: kenapa tiba-tiba membelokkan setir (kemudi) ke kanan? Si ibu menjawab: ‘saya melihat ada orang di jalan’. Padahal di jalan tidak ada orang pada waktu itu. Ternyata mata si ibu dapat melihat arwah.

Mata jasmani hanya dapat melihat sesuatu yang jasmani, namun Iblis atau Satan membuat yang mata jasmani untuk melihat yang tidak kelihatan secara jasmani, supaya mereka mengalami keseSatan. Sebagai ilustrasi: kalau kita berada di bioskop, sebelum kita menonton film (gambar hidup), maka yang kita lihat adalah layar yang warnanya putih, namun setelah itu di layar bermunculanlah gambar atau orang yang bergerak, hal itu bisa terjadi karena di belakang penonton ada ‘slide projector’ (kaca bergambar). Demikian juga dengan mata kita, yang kita lihat adalah yang nyata, namun Iblis memainkan mata orang yang cemar, karena orang tuanya berdukun (Kel.20:5) atau karena matanya pernah dijamah dukun, sehingga mereka dapat melihat yang Iblis kehendaki, supaya mereka mengalami keseSatan.

Pada umumnya Iblis akan memakai orang terdekat yang bisa disamarkan, yaitu berupa arwah. Iblis bisa menyamarkan orang (bnd. 2 Kor.11:14) yang dekat dengan Iblis melalui perdukunan. Sehingga Iblis dapat dengan baik meniru prilakunya dan memunculkannya kepada orang yang mempunyai keterikatan dengan Iblis, baik itu ketika orang kesurupan atau orang yang dapat melihat arwah.

Jika kita mengalami kejadian diluar ketentuan TUHAN,

maka mengaku dosa adalah suatu tindakan iman

Selasa, 20 Oktober 2009

dunia roh

Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup

(Yoh.6:63).

Manusia cendrung untuk lebih mengutamakan jasmani dari pada rohani, sehingga segala sesuatu yang terjadi dipandang hanya sebagai kelalaian jasmani. Padahal rohlah yang memberi hidup, yang menjadi penentu terjadinya segala sesuatu, karena daging sama sekali tidak berguna (lemah). Maka ketika kita mau mengutamakan hal-hal rohani, segala sesuatu akan dapat diselesaikan dengan begitu indahnya, karena “roh memang penurut, tetapi daging lemah” (Mat.26:41b).

Ø Penulis melayani seorang calon sintua (casi) HKBP, yang tidak mau ditahbiskan, karena setelah tiga bulan ibu itu mau menjadi casi, suaminya meninggal akibat mengalami kecelakaan. Hal itu membuat ibu itu putusasa, karena sejak kecil dia sudah mempunyai persekutuan dengan TUHAN. Kemudian Penulis bertanya: “menurut ibu pencobaan itu berasal dari siapa?” Kemudian ibu itu menjawab: “dari TUHAN“. Setelah itu Penulis sampaikan Yak.1:13. Akhiranya ibu itu mau menyadari bahwa Iblis lah yang mencobainya. Kemudian dicari penyebabnya secara rohani, yaitu: dia pernah menyimpan kebencian dan disembuhkan oleh dukun. Sewaktu SMP dia disukai pria dan pria itu sering mengunjunginya sehingga dia menjadi marah dan membalikkan meja serta mengusir pria itu. Sejak itulah dia sering mengeluarkan air mata, seperti tak henti-hentinya, akhirnya orang tuanya membawa ke dukun. Sejak itulah dia merasa sering diikuti yang tidak kelihatan. Kemudian kami berdoa mengaku dosa atas kekasarannya pada pria itu dan persekutuannya dengan Iblis melalui perdukunan (Yeh.13:18). Setelah berdoa, ibu itu mau ditahbiskan menjadi sintua dan saat ini ibu itu telah menjadi sintua. Terpujilah Tuhan Yesus

Tubuh rohani lebih berharga dari tubuh jasmani, karena manusia dibentuk dari debu tanah dan TUHAN menghembuskan nafas hidup ke dalam hidupnya (Kej.2:7). Nafas hidup itu adalah Roh, sebab itu kita menyembah TUHAN dalam roh dan kebenaran, karena TUHAN itu adalah Roh (2 Kor.3:17a ) Sedangkan tubuh jasmani kembali kepada debu (serbuk halus dari tanah). Demikianlah tubuh manusia tidak berarti kalau kembali menjadi debu (Pkh 12:7; Ayb 34:14-15 “Jika Ia menarik kembali Roh-Nya, dan mengembalikan nafas-Nya pada-Nya, maka binasalah bersama-sama segala yang hidup dan kembalilah manusia kepada debu”).

Kalau kita menyelesaikan secara rohani, maka yang menjadi pandangan adalah masalah rohaninya terselesaikan, walaupun masalah jasmaninya belum terselesaikan. “Sebab hidup kita ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat (2 Kor.5:7). Sehingga, kalau masalah rohaninya sudah terselesaikan, maka suatu kepastian kita mendapatkan kekuatan. Sebab “segala perkara dapat kutanggung di dalam Yesus yang memberi kekuatan kepadaku” (Flp 4:13).

Ø Penulis melayani seorang ibu (di Jayapura) yang mengalami putusasa, karena anaknya mengalami stres selama satu tahun. Yang membuat ibu itu putusasa karena dia rajin berdoa dan sudah membawa anak mengikuti Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang menjanjikan kesembuhan anaknya, oleh karena tidak sembuh, maka dia membawa anaknya ke dukun, namun tidak sembuh juga. Sampai ada keluarganya yang menyampaikan kepada Penulis bahwa ibu itu tidak mau ke gereja lagi. Penulis datang ke rumah ibu itu dan mengatakan bahwa Penulis datang berdoa bukan untuk supaya anak itu sembuh, tetapi supaya mereka mengetahui apa yang menjadi kehendak TUHAN. Penulis menyampaikan Mat.9:35 “Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Yesus mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Jadi, yang menjadi prioritas Tuhan Yesus adalah kerajaan sorga, bukan masalah kesembuhan jasmani saja. Tetapi penekanannya adalah untuk masuk ke dalam kerajaan sorga melalui pembersihan rohani dari setiap kenajisan karena dosa dan perdukunan (bnd. Mat.12:28). Setelah itu dua hari kemudian Penulis datang lagi dan bertanya: bagaimana kabar ibu?. Lalu jawab ibu itu: puji TUHAN, saya dikuatkan TUHAN, walaupun anakku belum pulih. Penulis menyampaikan ilustrasi: ada seorang ibu yang membawa beban, kemudian ditengah jalan dia berseru minta tolong untuk membawakan beban itu, kemudian ada seorang yang memberikannya makanan, namun ibu itu menolaknya, karena yang diperlukannya saat itu adalah mengangkat beban itu. Kalau seandainya si ibu itu mau menerima makanan itu, tentu ibu itu akan mendapat kekuatan untuk mengangkat beban itu dan meneruskan perjalanannya.

Segala sesuatu yang mudah diatur disebut penurut dan yang penurut itu adalah roh. Roh lah yang menjadi prioritas yang utama, sedangkan yang tidak berguna menjadi prioritas yang kedua (bnd. Mat.6:33). Sehingga kita harus dapat membedakan yang jasmani dari yang rohani, maka kita diajak untuk tidak memusatkan perhatian pada daging, tetapi melihat arti yang sesungguhnya dari perkataan-perkataan roh dan hidup.

Kalau ada seorang yang menderita suatu penyakit, maka mereka cendrung untuk mengobatinya secara jasmani, sehingga langkah pertama yang biasa dilakukan adalah berobat ke medis atau memakan obat medis dan kalau tidak sembuh, maka mereka berobat ke dukun serta mereka dapat sembuh, sehingga mereka binasa (2 Tes.2:9-10 “Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis , dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan muzijat-muzijat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka).

Penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh gangguan rohani, antara lain:

1. Rat.1:20a-b “Ya, TUHAN, lihatlah, betapa besar ketakutanku, betapa gelisah jiwaku; hatiku terbolak-balik di dalam dadaku, karena sudah melampau batas aku memberontak”. Perasaan takut dan gelisah dapat menyebabkan sakit jantung.

Ø Penulis melayani seorang ibu yang sakit jantung di Pematangsiantar. Penyebabnya: sejak kecil sampai dia berumur 50 tahunan, kalau dia berada di belakang rumah sendirian, dia sering merasa takut seolah-olah ada orang yang mau memotongnya. Setelah dicari penyebab rohaninya, ternyata dia mengalami pengalaman pahit waktu masa kecil, mamaknya mengikatnya dan mengancam akan memotong, sambil mamaknya mengasah parang dan mengatakan: ‘ingkon husehat ho (kau harus kupotong)’. Sehingga kalau dia sendirian ke belakang rumah dia ketakutan, seperti ada yang mau memotongnya.

Ø Penulis melayani seorang ibu di Medan, sewaktu dia mengunjungi putrinya baru melahirkan. Ibu itu menyampaikan keluhannya, ternyata dia mengidap sakit jantung. Kemudian Penulis sampaikan bahwa orang sakit jatung disebabkan oleh rasa takut, perasaan bersalah yang berkepanjangan, yang menyebakan kegelisahan (Ayb 3:25-26 “Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul”). Ternyata ibu sedang gelisah, karena putrinya tinggal di Jakarta, walaupun dia sudah berdoa. Maka Penulis mengatakan: “ibu bisa gelisah, karena ibu mempunyai pengalaman buruk”. Kemudian ibu itu menceritakan bahwa sewaktu ibu itu masih remaja, dia hampir diperkosa temannya. Pengalaman buruk itu yang dia takuti akan menimpa putrinya, kalau putrinya dibiarkan sendirian, baik di rumah maupun di luar rumah (padahal putrinya sudah dewasa).

2. Mzm 31:10-11 ”aku merasa sesak; karena sakit hati mengidaplah mataku, meranalah jiwa dan tubuhku. Sebab hidupku habis dalam duka dan tahun-tahun umurku dalam keluh kesah; kekuatanku merosot karena sengsaraku, dan tulang-tulangku menjadi lemah”. Orang yang sakit hati dapat mengalami gangguan pada; mata tubuh tidak berdaya, tulang-tulang (rematik, pengapuran).

Ø Ada seorang ibu yang dilayani di Tarutung, dia sering terbaring di tempat tidur selama satu tahun, sehingga setiap dia berpindah dari tempat tidur harus ada yang membantu, karena tubuhnya tidak berdaya. Ternyata dia sudah satu tahun mengidap sakit hati terhadap adiknya. Setelah dia mau mengampuni adiknya (Ef.4:32;Mat.6:14-15”Karena

v engkau malaikat Iblis terang palsu” (Kis.16:18), setelah itu barulah ibu itu sadar.

jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu”), maka dengan berangsur-angsur dia bisa berjalan ke ruang tamu tanpa meminta bantuan. Terpujilah Tuhan Yesus

Ø Ada seorang ibu (di RSU Pematangsiantar) yang mengalami sakit ‘gondok dalam’ dan akan dioperasi. Kemudian Penulis sampaikan bahwa sakit ‘gondok dalam’ dapat diakibatkan oleh karena merasa gondok yang ditahan-tahan. Ternyata ibu itu telah bertahun-tahun gondok dengan menantunya, karena menantunya menimbulkan sakit hatinya. Akhirnya, si ibu mau mengampuni menantunya. Setelah diperiksa ulang sebelum operasi, ternyata gondoknya tidak ada lagi dan ibu itu tidak jadi dioperasi dan ibu itu sembuh dari ‘gondok dalam’. Terpujilah Tuhan Yesus

Ø Ada seorang pemuda di Teluk Dalan (Nias), sudah tiga bulan hanya di kamar saja, banyak borok disekitar lehernya dan dokter menyatakan dia sakit ‘TBC kelenjer’, karena kelenjer disekitar lehernya membengkak, sehingga menyebakan borok. Setelah Penulis lihat keadaan boroknya dan Penulis teringat pernah membaca Ulangan 28:27 ‘akibat kutukan dapat membuat borok yang tidak sembuh’. Ternyata pemuda itu mempunyai ibu tiri, sehingga dia sering sakit hati. Sewaktu pemuda itu di dalam kandungan, ibunya pernah ke dukun, karena babi mereka ada yang mencuri dan mereka minta supaya yang mencuri itu mati dan si ibu harus memakan telor ayam yang sudah dijampi-jampi dan si pencuri itu pun mati. Sehingga diadakan doa mengaku dosa (Yak.5:16”Karen itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya.”) dan pembatalan kutuk akibat sakit hati dan perdukunan, akhirnya dua minggu kemudian dia sembuh dan tanda bekas borok yang sudah sembuh masih ada. Terpujilah Tuhan Yesus

3 Mzm 73:21 “Ketika hatiku merasa pahit (kebencian) dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya”. Kebencian dapat menyebabkan sakit pada buah pinggang dan kalau kebencian terhadap seseorang itu berkepanjangan akan dapat menimbulkan asam urat, sakit ulu hati, karena orang yang tidak berusaha hidup damai adalah orang yang menjauhkan diri dari belas kasihan TUHAN (bnd. Ibr.12:14-15).

Ø Ada seorang ibu (di Tarutung) mengalami sakit asam urat dan pinggangnya seperti tertusuk-tusuk rasanya. Ternyata di dalam diri ibu itu ada kebencian terhadap anaknya yang senantiasa memeras dirinya dan kalau tidak dikasih uang yang diminta, maka ibu itu dimarahi dan dicacimaki dan ibu itu juga putusasa, karena sudah berdoa, tetapi anaknya tetap tidak berubah

4 Yud.1:8a “Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka”. Mimpi-mimpi yang bertentangan dengan ketentuan TUHAN dapat menyebakan penularan penyakit.

Ø Ada seorang nona (di Pematangsiantar) yang menderita penyakit darah tinggi. Darah tingginya sering kambuh. Penulis menanyakan apakah dia pernah bermimpi dengan orang yang sudah mati, karena secara garis keturunan tidak ada dari mereka yang darah tinggi dan orang yang dimimpikan itu mati karena darah tinggi. Kemudian nona itu menyatakan sering bermimpi dengan tetangganya yang sudah mati karena penyakit darah tinggi. Padahal Firman Tuhan ‘tidak ada hubungan antara yang hidup dan yang mati’ (Pkh 9:5-6). Setelah diajak berdoa memutuskan ikatan batin dengan yang mati, maka nona itu tidak pernah kambuh lagi darah tingginya. Terpujilah Tuhan Yesus

5 Mat.5:22a “Yesus berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum;” Hukuman terhadap orang marah-marah dapat berupa sakit stroke.

Ø Ada seorang bapak (di Surabaya) yang menderita stroke, karena mempunyai emosi terus menerus didalam hati, sehingga tubuh sebelah kanan lumpuh, setelah dia meminta ampun kepada TUHAN dan mau mengampuni anaknya yang menyebabkan dia emosi. maka berangsur-angsur dia dapat berjalan. Terpujilah Tuhan Yesus

Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah” (1 Kor.15:44). Utamakanlah hal Rohani